Pengamat Sosial UI Minta Pemerintah Ambil Langkah Guna Kembalikan Ruang Digital Lebih Beradab

Laporan reporter Tribunnevs.com, Danang Triatmoyo

TRIBUNNEVS.COM, JAKARTA – Media sosial menjadi kekuatan baru dalam membentuk ruang publik di berbagai aspek kehidupan. 

Dibandingkan media tradisional, media sosial mempunyai potensi lebih besar untuk memproduksi dan menyebarkan informasi secara massal dan egaliter. 

Namun media sosial juga menimbulkan sejumlah permasalahan yang dapat memperburuk kondisi sosial jika tidak ditangani dengan tepat.

Komentator sosial Universitas Indonesia (UI) Devi Rahmawati mengatakan pemerintah harus mengambil langkah untuk menjadikan ruang digital lebih beradab dan bermanfaat bagi kesehatan mental masyarakat. 

“Tentunya saya sebagai ilmuwan mendukung langkah dan kebijakan yang diambil pemerintah saat ini untuk menjadikan ruang digital lebih beradab dan bermanfaat bagi kesehatan mental masyarakat,” kata Devi, Kamis (5/12). /2024).

Devi kemudian menegaskan, media sosial telah menjadi wadah yang homogen bagi penggunanya dan tempat berdiskusi berbagai topik sosial sehari-hari. 

Menurutnya, jejaring sosial memanjakan penggunanya dengan memaksa mereka untuk hidup hanya di ruang favoritnya yang cenderung homogen sehingga membuat masyarakat sensitif dan sulit menerima perbedaan.

“Jika dicermati, kompleksitas teknologi informasi membuat masyarakat kita sangat sensitif dan sulit menerima perbedaan karena tenggelam dalam hubungan yang homogen di ruang digital,” kata Devi.

Selain itu juga dibahas isu-isu seperti kecurangan Pilkada 2024, fenomena masifnya perjudian online yang menjadi kanker sosial, dan pembahasan berbagai kebijakan pemerintah. 

Selain itu, ia mengungkap sejumlah isu sosial yang banyak dibicarakan di media sosial, antara lain kesenjangan sosial dan ekonomi, perubahan iklim dan kerusakan lingkungan, hak asasi manusia, perubahan masyarakat di era digital, dan kesehatan mental. generasi Z

Ia kemudian menyoroti perubahan tatanan sosial di era digital yang berdampak besar pada berbagai aspek kehidupan manusia. 

Era digital yang ditandai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah mengubah cara masyarakat berkomunikasi, bekerja, belajar, dan berpartisipasi dalam masyarakat. 

Kemudian terkait kesehatan mental masyarakat, khususnya Gen Z akibat pengaruh media sosial, ia mengatakan setiap pihak, termasuk pemerintah, harus berkampanye untuk mengurangi stigma kesehatan mental sehingga generasi Z bisa lebih nyaman berbicara. tentang masalah mereka.

Beberapa cara untuk memerangi kesehatan mental antara lain dengan dukungan keluarga dan teman, akses terhadap layanan kesehatan mental, dan mengurangi penggunaan media sosial yang berlebihan.

“Kampanye untuk mengurangi stigma terkait kesehatan mental dapat membantu mereka merasa lebih nyaman membicarakan masalah mereka,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *