Pengamat sebut PBNU Keliru Buat Pansus PKB: Harus Diluruskan

Wartawan Tribunenews.com, Chairul Umam melaporkan

TRIBUNNEWS.COM, Jakarta – Pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin menilai, salah jika PBNU membentuk 5 tim atau panitia khusus (Pansas) untuk memanggil kembali Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Sebab PBNU dan PKB mempunyai cabang yang berbeda. PBNU adalah organisasi keagamaan sedangkan PKB adalah partai politik.

Ia menulis permohonan Partai PKB di lingkungan MPR RI bertajuk “Apakah UU Ormas dan UU Partai Politik Bisa Campur Tangan?” Hal tersebut diungkapkannya dalam diskusi bertajuk. Gedung Nusantara V, Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (12/8/2024).

Kata Ujang, “Kalau boleh saya kritik, PBNU melakukan kesalahan kecil, khususnya membentuk pansus lima tim, memanggil pengurus PKB, menurut saya ini kesalahan yang harus diperbaiki bersama.”

Ujang menilai kesalahan tersebut harus diperbaiki dengan menata kembali administrasi publik sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Katanya, “Agar tidak terjadi otokrasi, agar partai politik mempunyai kebebasan dalam pembangunan negara, sedangkan organisasi rakyat mempunyai peranan penting dalam pemberdayaan masyarakat.”

Selanjutnya, panitia khusus yang dibentuk PBNU telah memanggil mantan pengurus dan pengurus PKB untuk dimintai keterangan.

Ujang menegaskan, hal tersebut tidak tepat karena menimbulkan masalah bagi partai politik.

Dikatakannya, “Sangat disayangkan PBNU berada pada jalur yang salah, berbagai lembaga tidak boleh ikut campur, sudah keterlaluan, bahkan PKB, bahkan Sekjen PKB, adalah anggota Konstitusi. tidak bisa dikatakan.”

Lebih lanjut, Ujang menilai konflik PKB dan PBNU yang terjadi saat ini tidak lepas dari konflik PKB dan PBNU di bawah kepemimpinan Kak Imin (Muhaimin Iskandar) dan Gus Dur.

Konflik kembali memanas, dimana Ketua PBNU saat ini, Yahya Cholil Stockaf, menjadi pendengar Gus Dur.

“Dan saya yakin jika kebencian ini terus tumbuh maka akan menjadi masalah,” tutupnya.

Sekadar informasi, hubungan PKB dan PBNU belakangan ini memanas.

Konfrontasi terbuka antara PBNU dan PKB beberapa kali muncul, antara lain terkait Pilpres 2024 dan pembentukan Panitia Khusus Haji DPR.

Perselisihan terbuka ini ditandai dengan pernyataan antara Ketua PBNU Gus Yahya dan Ketua Umum PKB Kak Imin.

PBNU juga membentuk Panitia Khusus (PANSAS) yang bertugas menyelidiki hubungan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *