TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Abubakar Solissa, Direktur Eksekutif Mitra Politik Indonesia, menegaskan partai politik (parpol) tidak punya hak dan pimpinan DPD tidak boleh ikut campur.
Menurut dia, sepenuhnya hak senator untuk memilih ketua DPD.
Hal itu diungkapkan Abubakar saat menanggapi beredarnya foto pertemuan Ketua DPD AA La Nyalla Mahmud Mattalitti dengan Sekjen PDI Perjuangan (PDIP) Hasta Kristiyanto.
Diduga terjadi pertemuan antara keduanya untuk mengorganisir kekuatan guna melanjutkan kepemimpinan DPD.
“Umumnya parpol tidak berhak mencampuri pimpinan DPD. Yang berhak hanya anggotanya saja,” kata Abubakar saat berbicara kepada wartawan di Jakarta, Jumat (26/07/2024).
Abubakar menilai manuver pertemuan seperti ini kerap terjadi jelang pemilihan pimpinan DPD.
Oleh karena itu, menurutnya, wajar jika masyarakat mencurigai pertemuan dengan La Nyalla Hast merupakan upaya mempertahankan kursi Ketua DPD.
“Jelang pemilihan pimpinan DPD, manuver politik biasanya dilakukan baik petahana maupun penantang lainnya yang memiliki obsesi yang sama untuk menjadi Ketua DPD,” ujarnya.
Sementara itu, Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Survei dan Jajak Pendapat Indonesia (SPIN) Igor Dirgantara menyayangkan pertemuan tersebut justru membangun kekuatan untuk mempertahankan kursi kepresidenan DPD.
Kedua upaya tersebut merusak demokrasi yang sudah berfungsi dengan baik di negara ini, kata Igor.
Menurutnya, sebagai petinggi senator, La Nyalla harusnya memberikan contoh yang baik bagi demokrasi.
“Ya, itu sesuatu yang merusak demokrasi, karena Ketua DPD seharusnya memajukan demokrasi,” kata Igor.
Igor bahkan menyinggung sikap La Nyalla saat memimpin sidang DPD beberapa waktu lalu.
Saat itu, rapat sempat kacau karena dugaan La Nyalla bertindak sewenang-wenang dalam menyiapkan perubahan peraturan untuk mengakomodasi mekanisme penetapan paket pimpinan DPD periode berikutnya.
Tadi saya membaca tentang pembuatan peraturan perundang-undangan DPD yang kisruh, ironisnya ya, individu-individu wakil demokrasi justru menunjukkan sisi anti demokrasi di masa sekarang, kata Igor.
Igor menduga Ketua DPD itu punya kepentingan pribadi untuk berusaha mempertahankan kursi tersebut.
“Jika ini benar, jelas merugikan demokrasi yang sudah berjalan dengan baik,” kata Igor.
Sebagai informasi, foto pertemuan La Nyalla dan Hasta beredar di kalangan jurnalis.