Pengamat Harap Menteri ESDM yang Baru Prioritaskan Kepentingan Nasional di Sektor Tenaga Listrik

Laporan koresponden Tribunnews.com Danang Triatmojo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Direktur Eksekutif Pusat Kajian Hukum Energi Mineral (Pushep), Bisman Bachtiar, berharap Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang baru, Bahlil Lahadalia, bisa mengedepankan kepentingan nasional dengan tidak menerapkan listrik. skema roda. dalam Proyek Hukum Energi Baru dan Terbarukan (RUU EBET).

Skema roda listrik merupakan penggunaan jaringan distribusi bersama, dimana pihak swasta diperbolehkan membangun pembangkit listrik dan menjualnya langsung ke masyarakat melalui jaringan transmisi PLN.

“Ada kepentingan nasional yang harus dilindungi di bidang ketenagalistrikan, bukan sekadar melaksanakan rencana roda listrik. “Salah satu kepentingan negara yang harus dilindungi adalah harga listrik yang saat ini dikuasai negara,” kata Bisman kepada wartawan, Selasa (20/8/2024).

Dia menjelaskan, RUU EBET yang menyertakan roda penggerak tidak untuk kepentingan negara. Sebab, skema ini memungkinkan pengalihan energi listrik dari pembangkit swasta langsung ke perusahaan utilitas milik negara. Hal ini dinilai mengancam kedaulatan nasional dan ketahanan energi.

“Dampak dari rencana ini adalah sulitnya negara mengendalikan tarif listrik. Padahal, saat ini negara sudah mampu menjaga ketersediaan, keandalan, dan keterjangkauan tarif listrik di tingkat masyarakat, kata Bisman.

Lebih lanjut, Menteri Bahlil harus berhati-hati dengan penerapan wheel drive dalam RUU EBET karena berpotensi melanggar konstitusi dan mendorong pembubaran sistem ketenagalistrikan.

Bisman juga mengingatkan, Mahkamah Konstitusi (MK) sempat memutuskan rencana putaran kekuasaan tersebut inkonstitusional. Keputusan tersebut berbeda dengan putusan nomor 111/PUU-XIII/2015 yang menyatakan tidak ada unbundling di bidang ketenagalistrikan menurut UUD 1945.

Putusan Mahkamah Konstitusi ini secara tegas menegaskan peran negara dalam menguasai sektor ketenagalistrikan di Indonesia.

“RUU EBET harus dirancang untuk memperkuat kedaulatan negara atas energi baru dan terbarukan,” kata Bisman.

Meski demikian, Bisman mengakui perlunya peningkatan peran swasta di sektor energi. Namun upaya tersebut tidak harus dilakukan dengan skema roda penggerak.

“Cukup menawarkan insentif atau menyetujui izin tanpa menggunakan skema roda penggerak,” ujarnya.

(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *