Pengalaman Magang di Bundestag dan Fraksi Partai Hijau Jerman

Program magang Parlemen Internasional-Stipendium (IPS) diselenggarakan setiap tahun oleh parlemen Jerman, Bundestag, dan merupakan program beasiswa yang menawarkan kesempatan magang bagi lulusan di bawah usia 30 tahun dari 50 negara. Peserta akan ditunjuk ke salah satu kantor anggota Dewan Jerman, yang secara resmi dikenal sebagai Mitglied des Deutschen Bundestages (MdB). Program IPS telah diselenggarakan sejak tahun 1986 dan terbuka untuk peserta Indonesia mulai tahun 2021. Pada tahun 2024 ini akan ada tiga peserta magang asal Indonesia yaitu Muhammad Maulana, Carissa Florentina, dan saya sendiri Muhammad Noor R. Royan Miss.

Setelah menghabiskan bulan pertama dengan berbagai seminar, kunjungan ke berbagai tempat bersejarah dan studi banding selama tiga hari ke Bonn, saya dan 95 peserta IPS lainnya akhirnya bisa memulai magang di kantor parlemen pada bulan April. Penempatan peserta IPS di kantor anggota parlemen ditentukan oleh aparat penegak hukum, dan tiga peserta kami dari Indonesia ditempatkan di kantor anggota dewan Partai Hijau Jerman, Bündnis 90/Die Grünen.

Carissa, yang bekerja di Goethe-Institut di Bandung sebelum mengikuti program IPS, dipekerjakan di kantor anggota dewan Sandra Dezer, MDB. Maulana, lulusan program studi Politische Wissenschaft (Ilmu Politik) Freie Universität Berlin, bekerja di kantor Nike Slovenia, MDB. Sementara itu, saya lulusan program studi Volkswirtschaftslehre (Ilmu Ekonomi) Universität Bonn, Felix Banaszek, bekerja di kantor MdB.

Berdasarkan hasil Bundestagswahl (pemilihan parlemen) 2021, kelompok Die Grünen meraih 118 kursi di Bundestag, parlemen Jerman. Hasil pemilu 2021 menempatkan Partai Hijau sebagai kelompok terbesar ketiga. Kami tiba bersama 14 peserta IPS lainnya di kantor Die Grünen groep.

Sebagai guru atau praktisi, kita tidak dibebani dengan tugas-tugas yang melebihi kemampuan kita. Di hari pertama saya di kantor, saya berkesempatan berbincang langsung dengan Felix selama kurang lebih setengah jam. Dari perbincangan itu saya paham bahwa salah satu alasan saya terpilih bekerja bersama Felix adalah karena latar belakang saya di bidang ekonomi. Hal ini sejalan dengan kerja Felix di Komisi Wirtschaft und Haushalt (Ekonomi dan Anggaran).

Carissa yang bekerja di kantor Sandra Deezer pun berkesempatan berbincang dengan Sandra. Carissa mengaku ingin melanjutkan karirnya di Jerman, dan Sandra menyambut positif. Setiap anggota parlemen Jerman tentunya memiliki koneksi dan koneksi yang baik dengan berbagai perusahaan dan kantor pemerintahan, hal ini bisa menjadi nilai plus untuk magang di Bundestag. Bergabunglah dengan kegiatan Partai Hijau

Kami tidak hanya berpartisipasi dalam kegiatan sehari-hari anggota dewan, seperti menghadiri jamuan makan, rapat kelompok kerja, dan rapat komite parlemen, kami juga berkesempatan menghadiri acara yang khusus diselenggarakan oleh Partai Hijau. Misalnya, pada kunjungan saya ke daerah pemilihan (Wahlkreis), saya menghadiri berbagai acara internal Partai Hijau dan banyak mengikuti pertemuan dengan anggota dan simpatisan.

Pada kesempatan lain, saya dan Karsa juga membantu menyelenggarakan pertemuan khusus dengan panelis undangan bernama Fachgespräch tentang industri otomotif di Jerman. Kami juga menghadiri acara pertemuan yang dihadiri seluruh anggota dan elemen Partai Hijau di Berlin.

Bekerja di bawah anggota Partai Hijau di parlemen Jerman, kami seringkali mempunyai tanggung jawab yang tentu saja berkaitan erat dengan program dan ideologi partai. Partai Hijau terutama berfokus pada keberlanjutan.

Salah satu pekerjaan tersulit bagi saya adalah ketika saya harus membalas beberapa email warga kepada Felix, ketika agenda revisi undang-undang energi terbarukan disampaikan partai kami kepada partai SPD dan FDP. partai-partai koalisi. Undang-undang energi terbarukan yang direvisi akan menghilangkan banyak landasan dan menimbulkan perdebatan dan keributan di kalangan masyarakat Jerman. Dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti itu, saya belajar berkomunikasi dengan santai tanpa mengucilkan esensi kritik yang dilontarkan warga. Pengalaman unik bekerja di kantor anggota dewan Jerman

Salah satu pengalaman unik yang saya alami selama bekerja bersama Felix adalah ketika saya mengunjungi kampung halamannya di Duisburg. Di Bundestag, Felix merupakan Anggota Parlemen yang mewakili daerah pemilihan Duisburg, khususnya Duisburg Nord (Utara). Secara kebetulan, saya berkesempatan mengunjungi Duisburg pada bulan April dan Mei bersama Felix. Saat kunjungan saya di bulan Mei, Felix sedang sibuk dengan agenda kampanyenya, karena pemilihan Parlemen Eropa akan berlangsung dalam waktu dekat.

Kami menyebarkan poster partai kami di berbagai tempat, Hauptbahnhof (stasiun utama), Marktplatz (pusat perbelanjaan), dan juga melakukan kampanye dari pintu ke pintu. Kami juga berbicara dengan tiga orang di waktu dan tempat yang berbeda. Kritik yang kami dengar sebagian besar adalah keluhan mengenai permasalahan perekonomian di Jerman, seperti tingginya harga energi, dan inflasi yang menyebabkan harga berbagai produk naik.

Di sisi lain, sebagai anggota parlemen yang terbilang muda, Felix memiliki kemampuan yang cukup baik dalam mengelola media sosial. Terbukti dengan lebih dari 60 ribu pengikut di akun Instagram miliknya. Ia kerap membuat video tentang kiprahnya di Bundesdei, pendapat dan reaksinya terhadap berbagai isu, serta reaksinya terhadap kekalahan De Green dalam pemilu Uni Eropa awal Juni lalu.

Di kantornya, Felix mempekerjakan dua orang pegawai khusus untuk videografi dan penyuntingan, tiga orang asisten ilmiah (wissenschaftliche Mitarbeiter9), dan dua orang pegawai administrasi (Sachbearbeiter) agar setiap anggota dapat mengetahui dan meneliti lobi Jerman.

Hal lain yang menurut saya tidak akan Anda temukan di Indonesia adalah bukti langsung adanya praktik lobi di Jerman. Jerman memiliki aturan lobi yang ketat. Legislator tidak akan menerima uang dari individu, lembaga, atau bisnis yang melobi mereka.

Selama saya magang, lebih dari lima pelobi bertemu Felix. Beragam topik dibahas, antara lain pemasangan pembangkit listrik tenaga angin, kritik terhadap kebijakan pemerintah, dan permintaan untuk melanjutkan program andalan Partai Hijau, Kilmegeld, bantuan khusus untuk perubahan iklim.

Salah satu rekan saya menjelaskan bahwa lobi di Jerman tidak melibatkan uang, sehingga politisi tidak bisa ditekan oleh pelobi. Tidak ada kewajiban khusus yang harus dipenuhi oleh pihak eksternal, sehingga agak sulit untuk memprediksi hasil operasi lobi di Jerman.

Sebagai tugas terakhir magang saya di kantor Felix Banaszczyk, saya ditugaskan untuk melakukan penelitian tentang hubungan ekonomi antara Jerman dan China. Pasca perang agresi Rusia terhadap Ukraina, kondisi geopolitik dunia semakin memanas, sehingga Jerman semakin berhati-hati dalam menjalin hubungan politik dan ekonomi dengan negara lain, terutama Tiongkok. Karya tulis saya akan dijadikan pedoman bagi rekan-rekan saya di kantor, dalam menyelesaikan berbagai permasalahan dengan Tiongkok. Saya yakin Jerman bergantung pada Tiongkok di banyak bidang, seperti panel surya, chip, dan pasokan bahan mentah untuk produksi industri.

Bagi teman-teman yang berminat untuk mengikuti kemeriahan Program Magang IPS di tahun-tahun mendatang, ayo daftar sekarang juga! Persyaratannya sederhana: Anda telah menyelesaikan pendidikan pascasarjana, memiliki sertifikat bahasa Jerman tingkat B2, dan aktif secara sosial dan politik. Daftarkan diri Anda melalui website bundestag.de/ips, atau ikuti channel Ikatan Alumni IPS Indonesia di Instagram: @ips-indonesien.bruecke. Kami menunggu Anda di Berlin!

*Muhammad Noor R. Royan Moss merupakan peserta Program Magang Internasional di Parlemen Jerman: International Parliaments-Stipendium (IPS) Deutscher Bundestag angkatan 2024. (mobile)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *