Pengadilan Agama Jakbar Ungkap Banyak Istri Tahu Suaminya Main Judi Online Usai Disatroni Penagih

Dilansir reporter Tribunnevs.com, Danang Triatmoyo

TRIBUNNEVS.COM, JAKARTA – Humas Pengadilan Agama Jakarta Barat Aminuddin mengungkapkan, banyak perempuan yang baru mengetahui suaminya berjudi online saat rumahnya digerebek oleh beberapa debt collector.

Ternyata sang suami tidak pernah bercerita tentang pinjaman uang tersebut dan kegunaannya.

Setelah diganggu oleh beberapa debt collector, sang istri mengetahui uang pinjaman tersebut digunakan untuk perjudian online.

Artinya, dia, sang istri, mengetahuinya setelah dia terlilit banyak hutang. Jadi, debt collector datang ke rumah untuk menagih uang itu karena sang suami berhutang uang kepada orang di pertanyaan yang diketahui istri. Tidak,” kata Aminuddin kepada Tribunnevs.com, Rabu (7/10/2024).

Parahnya, kata Aminuddin, sang suami tidak mau bertanggung jawab atas utang-utangnya, seperti tidak pulang ke rumah.

Jadi istrinya harus membayar hutang suaminya.

Kasus tersebut memaksa sang istri untuk mengajukan gugatan cerai terhadap suaminya ke pengadilan agama.

“Jadi, perempuanlah yang membayar utangnya.” Setelah ditanya ya, pihak pemberi pinjaman juga mengatakan hal yang sama. Yang dimaksud terlilit hutang karena berhenti berjudi online. Kalah dalam perjudian online. “Jadi istrilah yang membayar utang suaminya,” ujarnya.

Berdasarkan catatan Pengadilan Agama Jakarta Barat, periode Januari – 8 Juli 2024 menangani 2.054 perkara. Dari jumlah tersebut, 1.731 atau 84,27 persen merupakan kasus perceraian.

Lebih rincinya, sebanyak 380 perkara atau 18,50 persen perkara perceraian diajukan oleh suami terhadap istrinya. Sedangkan 65,77 persen atau 1.351 perkara gugat adalah gugatan cerai istri terhadap suaminya.

Dari 1.731 kasus perceraian, 30,2 persen atau 522 kasus terkait pengaruh perjudian online.

Perceraian terkait perjudian online melibatkan pengajuan tuntutan hukum karena alasan keuangan rumah tangga.

Perekonomian rumah tangga yang dimaksud meliputi dukungan yang kurang memadai, ketidakmampuan memenuhi kebutuhan rumah tangga akibat keterlibatan dalam permainan judi online.

Ada juga kasus suami meminjam uang orang lain, namun utangnya tidak bisa dibayar.

Ada juga kasus dimana kecanduan judi online memaksa mereka untuk menjual properti rumah dan maharnya.

“Iya banyak (kasus suami jualan perlengkapan rumah tangga). Maksudnya dia dulu berjudi online, apa pun yang dilakukannya,” lanjut Aminuddin.

Aminuddin mengatakan, sebagian besar pasangan cerai di Jakarta Barat yang terkena dampak perjudian online (judol) berusia di bawah 40 tahun.

Menurut Aminuddin, usia di bawah 40 tahun merupakan awal kehidupan berumah tangga, dimana banyak keinginan, namun tidak didukung oleh pekerjaan. Itu sebabnya mereka memimpikan rumah besar, mobil mewah dan kehidupan yang baik, namun mereka berharap hal itu dapat segera tercapai.

Bukannya membayangkan menang dan mendapat banyak uang, mereka justru mengalami kerugian hingga berujung pada perceraian.

“Jadi sudah waktunya ya, sudah saya katakan sebelumnya. Waktu memiliki keinginan yang semakin besar. Artinya tidak sesuai dengan penghasilannya. Dengan perjudian online, dia punya fantasi. Ilusi memenangkan banyak uang. Ternyata kita tidak menang, kita kalah,” kata Aminuddin.

Sebagai informasi, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Manco Polhukam) Hadi Tjahjanto mengatakan kasus perjudian online hampir terjadi di seluruh provinsi di Indonesia.

Berdasarkan catatan Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan dari data Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) tingkat kabupaten/kota, Jakarta Barat menjadi kota administratif dengan omzet judi online tertinggi. transaksinya yakni Rp792 miliar, disusul Kota Bogor Rp612 miliar.

Disusul Kabupaten Bogor Rp567 miliar, Jakarta Timur Rp480 miliar, dan Jakarta Utara Rp430 miliar.

“Hampir seluruh provinsi sudah terpapar perjudian online,” kata Hadi, Selasa (25/06/2024).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *