TRIBUNNEWS.COM – Tiga guru tewas dalam penembakan di sebuah sekolah di barat laut Bosnia dan Herzegovina pada Rabu (21/8/2024), kata pihak berwenang.
“Para korban termasuk kepala sekolah, sekretaris dan seorang guru,” kata juru bicara Kementerian Dalam Negeri Adnan Baknovich kepada Al Jazeera.
Penembakan itu terjadi pada pukul 10:15 waktu setempat (08:15 GMT) di Sanski Most High School.
“Tersangka mencoba bunuh diri dengan membunuh tiga staf sekolah dengan senapan militer, senapan otomatis,” kata Baganovich kepada Radio Nasional.
Seorang pegawai sekolah terlibat dalam penembakan itu, kantor berita Reuters melaporkan, mengutip polisi.
Terdakwa yang mencoba bunuh diri terluka parah.
Kondisinya dikabarkan kritis dan dilarikan ke RS Banja Luka.
Tidak ada rincian lebih lanjut yang tersedia saat ini.
Sekolah-sekolah di Bosnia ditutup selama liburan musim panas, namun Pekanovic mengatakan ada orang-orang di sekolah ketika pemilihan ulang berlangsung.
Dan para guru mengadakan pertemuan untuk mempersiapkan tahun ajaran mendatang.
Associated Press melaporkan, polisi belum merilis motif penyerangan tersebut.
TV Regional N1 memberitakan bahwa terdakwa memiliki konflik dengan pihak administrasi sekolah.
Kota Sanski Most terletak sekitar 200 km (124 mil) barat laut ibu kota Sarajevo.
Wilayah Balkan telah dibanjiri senjata api dan senjata ringan sejak perang pada tahun 1990an yang menyebabkan pecahnya Yugoslavia, khususnya di Bosnia, yang merupakan rumah bagi sekitar 3,5 juta orang.
Menurut studi Program Pembangunan PBB pada tahun 2010, terdapat sekitar 750.000 senjata api ilegal di Bosnia.
Namun, di Bosnia secara umum, penembakan massal jarang terjadi.
Bulan lalu, enam orang tewas dan enam lainnya terluka ketika seorang tentara memasuki sebuah panti jompo di sebuah kota yang tenang di Kroasia tengah dan melepaskan tembakan.
Mei lalu, seorang gadis remaja melepaskan tembakan ke sebuah sekolah dengan senjata ayahnya di Serbia, menewaskan sembilan anak dan seorang penjaga sekolah.
Sehari kemudian, seorang pria bersenjata berusia 20 tahun membunuh sembilan orang dan melukai 12 lainnya dalam kekerasan di luar ibu kota negara, Beograd, Euronews melaporkan.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)