Penembak Jitu Israel Serang Warga Sipil di Kota Gaza, IDF Perintahkan Evakuasi Lagi

TRIBUNNEWS.COM – Beberapa warga sipil di Kota Gaza mengatakan penembak jitu Israel telah membunuh banyak orang setelah militer Israel mengeluarkan perintah evakuasi baru.

Seorang pria mengatakan kepada Al Jazeera bahwa dia sedang duduk di dekat stadion Yarmouk ketika dia melihat seorang penembak jitu Israel menembak seorang pria di atas sepeda yang membawa makanan kaleng.

“Penembak langsung menembaknya,” ujarnya, Rabu (7/10/2024) dikutip Al Jazeera.

“Kami tidak bisa menggerakkan tubuh”,

“Bahkan paramedis pun tidak bisa mengakses jalan,”

“Mereka tidak bisa mengambil atau mengevakuasi jenazah orang tersebut,” jelasnya.

Seorang wanita mengatakan kepada Al Jazeera bahwa dia ingin melewati stadion Yarmouk, namun diberitahu bahwa ada mayat warga Palestina di jalan yang telah ditembak oleh penembak jitu Israel.

“Kami datang untuk meminta bantuan paramedis dan petugas pemadam kebakaran untuk setidaknya mengeluarkan jenazah mereka agar tidak tergeletak di jalan,” ujarnya.

“Mereka harus menguburkannya,” katanya.

Namun, petugas ambulans yang harus kembali mengatakan kepada pria tersebut bahwa mereka tidak diperintahkan untuk mengambil jenazahnya.

Mereka memperingatkan bahwa siapa pun yang mendekati mayat itu akan ditembak.

Saksi lain mengatakan mereka melihat seorang pria berjalan di jalan dan ditembak di kepala oleh penembak jitu yang membidik dari menara.

Beberapa orang berhasil menyelamatkan jenazahnya.

“Orang ini berjalan dengan tenang, lalu mereka menembak kepalanya. Kami turun dan membawanya ke sini,” kata seorang pria. Beberapa warga sipil di Kota Gaza mengatakan penembak jitu Israel membunuh banyak orang setelah militer Israel mengeluarkan perintah evakuasi baru.

Dilaporkan bahwa serangan itu terjadi ketika warga sipil sedang dievakuasi dari beberapa lingkungan di Kota Gaza ketika serangan terhadap daerah kantong tersebut semakin intensif.

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) memerintahkan warga Palestina untuk pindah ke selatan dari tempat perlindungan mereka pada Rabu (7/10/2024).

Melaporkan dari lingkungan Shujayea, tempat militer Israel meningkatkan serangannya selama dua minggu terakhir, Ibrahim Al Khalili dari Al Jazeera mengatakan pasukan Israel meninggalkan jejak kehancuran setelah mundur dari beberapa bagian daerah tersebut.

“Banyak warga yang terkejut dan kesulitan memahami skala kehancuran,” katanya, seraya menambahkan bahwa banyak warga sipil yang menjadi korban.

“Rumah sakit dan klinik kewalahan menangani orang-orang yang terluka, banyak di antaranya memerlukan pertolongan medis segera,” lapornya, dan ribuan warga terpaksa mengungsi.

Bangunan-bangunan yang masih berdiri mengalami kerusakan struktural dan “kerusakan parah pada atap, dinding dan pondasi,” katanya.

Layanan penting seperti air, listrik dan sanitasi “sangat terganggu”.

Tentara Israel telah berulang kali memerintahkan ratusan ribu warga Palestina meninggalkan daerah yang sebelumnya dinyatakan aman untuk kembali – baik di Gaza utara maupun selatan.

Pada Rabu (7/10/2024), Hamas membagikan selebaran yang ditujukan kepada “semua orang di Kota Gaza” yang memperingatkan masyarakat untuk meninggalkan “zona pertempuran berbahaya”, beberapa hari setelah memerintahkan evakuasi di lingkungan Daraj, Tuffah dan Kota Tua ini. kota. .

B’Tselem, Pusat Informasi Hak Asasi Manusia Israel di Wilayah Pendudukan, menyebut perintah Israel untuk mengevakuasi seluruh penduduk Kota Gaza sebagai “omong kosong belaka”.

Dalam sebuah postingan di media sosial pada hari Rabu, ia mengatakan komunitas internasional harus melakukan intervensi sekarang dan “menuntut Israel segera menghentikan perang.”

Negosiasi mengenai gencatan senjata dan pertukaran tahanan yang ditahan di Gaza dan warga Palestina yang ditahan di penjara Israel sedang berlangsung di ibu kota Qatar pada hari Kamis.

Tamer Qarmout, asisten profesor kebijakan publik di Doha Graduate Institute, mengatakan ia masih “cukup pesimistis” mengenai hal ini setelah “putaran perundingan sebelumnya gagal total.”

Dia mengatakan kepada Al Jazeera bahwa pembicaraan ini akan mengakhiri pemerintahan Presiden AS Joe Biden, setelah itu “Amerika akan sibuk dengan pemilu dan perang Gaza akan menjadi prioritas kedua atau ketiga bagi mereka”. Update perang Israel dengan Hamas

* Pejabat pertahanan sipil menemukan setidaknya 60 mayat di daerah Shujayea di utara Kota Gaza setelah serangan Israel selama dua minggu membuat lingkungan tersebut tidak dapat dihuni, dengan 85 persen rumah hancur, dikutip Al Jazeera.

* Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan dia berkomitmen terhadap kerangka gencatan senjata yang dinegosiasikan.

Namun, ia menuduh Hamas membuat klaim yang bertentangan dengan klaimnya.

Bertentangan dengan klaimnya, Hamas mengatakan Netanyahu “secara pribadi bertanggung jawab” karena mengganggu perundingan saat ini.

* Ketua Organisasi Kesehatan Dunia Tedros Ghebreyesus mengatakan hanya lima truk badan PBB yang membawa pasokan medis diizinkan masuk ke Gaza pekan lalu, sementara lebih dari 74 truk menunggu di Mesir untuk menyeberang ke wilayah Palestina.

* Amerika Serikat mengatakan pihaknya berencana untuk menghentikan operasi di dermaga terapung yang dimaksudkan untuk meningkatkan aliran bantuan kemanusiaan ke Gaza.

Pasalnya, dermaga cenderung terus menghadapi kendala teknis.

* Departemen Keuangan AS mengeluarkan peringatan bahwa mereka akan memberikan sanksi kepada lima entitas Israel dan tiga individu di Tepi Barat yang diduduki.

(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *