Penelitian Terbaru Mom Shaming, Dialami 70 Persen Ibu di Indonesia dan Aktornya Keluarga Inti

Laporan jurnalis Tribunnews.com Eko Sutrianto

BERITA TRIBUN.

Mother shaming merupakan perilaku kritis yang ditujukan kepada ibu kepada orang lain yang dapat mempermalukan, merendahkan, menghina, atau bahkan melukai perasaan ibu dan biasanya diungkapkan dalam bentuk pola asuh orang tua yang berbeda dengan cara ibu menggunakannya terhadap anaknya. .

Misalnya menanyakan tentang pertumbuhan dan prestasi perkembangan anak serta membandingkannya dengan anak lain; 

HCC menerbitkan statistik tentang rasa malu pada ibu (mother shaming) sebesar 72% dan sebagian besar ibu yang berpartisipasi dalam penelitian ini mengalami rasa malu dari keluarga mereka, orang-orang terdekat atau penting seperti suami, orang tua, dan mertua.

Penyelidik Utama dan Presiden HCC Dr. Menurut Dr. Ray Wagiu Basrowi, MCC, FRSPH, 7 dari 10 ibu Indonesia yang menjadi responden penelitian ini mengalami beberapa bentuk rasa malu sebagai ibu.

Berdasarkan hasil dari keadaan tersebut memberikan dampak yang signifikan terhadap kesehatan mental dan emosional mereka, karena menurut ibu responden, ibu yang tidak tahu malu, lingkungan utama, keluarga, saudara dan tetangga. Dimana mereka tinggal.

Saat memaparkan hasil penelitiannya pada Senin (1/7/2024), Dr. Ray mengatakan, “Ini tentu merupakan temuan yang patut untuk dikaji secara sistematis.

Ray, yang melakukan penelitian bersama asisten peneliti HCC Yoli Farradika M.Epid, mengatakan banyak ibu yang mengalami kekerasan pada ibu juga merasa khawatir, dengan lebih dari 50% harus mengubah gaya pengasuhan. Dengan kritik Ana.

Faktanya, hanya 23 persen ibu yang merespons mengakui bahwa mereka mempunyai keberanian untuk melawan dan menghindari rasa malu terhadap ibu.

Situasi ini diakibatkan kurang optimalnya peran support system yaitu keluarga yang seharusnya mereka lindungi, ujarnya.

Oleh karena itu, meski melawan dan tidak mampu mencegahnya, para ibu yang tidak tahu malu menghadapi kritik yang tidak proporsional ini dan menjadikan bentuk pengasuhan atau gaya pengasuhan mereka sebagai korban, menurut Dosen Kedokteran Profesi Kedokteran Komunitas FKUI.

Dalam penelitian, peran media sosial dalam mengatasi rasa malu ibu tampaknya kurang jelas.

Hanya sedikit ibu yang menanggapi survei yang merasa dipermalukan sebagai ibu di media sosial, yaitu sekitar 6 persen.

“Jadi anggapan bahwa media sosial mempermalukan ibu adalah salah sepenuhnya, karena penelitian ini menemukan bahwa aktor utama dalam mother shaming adalah keluarga,” kata Dr.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *