Peneliti Bosscha Tanggapi Kesaksian Warga Lihat Benda Bercahaya di Langit Kamis Malam

Laporan dari surat TribunJabar.id, Muhammad Syarif Abdusalam

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG – Peneliti Observatorium Bosscha Bandung Agus Triono P.J. mengaku melihat beberapa video yang memperlihatkan tulang terbakar di langit pada Kamis malam, 14 September 2023.

Sejumlah warga Pulau Jawa seperti Wonogiri, Yogyakarta, Bandung, Garut, dan Yogyakarta dihebohkan dengan kemunculan benda terbakar bercahaya di langit pada Kamis malam.

Beberapa di antaranya berhasil mengabadikan kejadian tersebut dalam video dan akhirnya viral di media sosial dengan caption Meteorit.

Agus mengatakan, dilihat dari video tersebut, itu adalah benda dari luar angkasa yang terbakar di atmosfer bumi.

Agus mengatakan, berdasarkan rangkaian video yang viral di media sosial, benda tersebut terlihat pecah menjadi potongan-potongan kecil.

Hal ini juga menunjukkan bahwa benda ini terbakar dalam waktu yang lama di langit, menandakan bahwa benda tersebut bukanlah meteor yang terbakar di atmosfer bumi seperti pada badai meteor.

Dijelaskannya, dalam dunia astronomi, meteor sebenarnya adalah istilah yang mewakili suatu peristiwa, artinya masuknya suatu benda asing ke dalam atmosfer bumi. Peristiwa ini ditandai dengan terbakarnya tulang asing tersebut.

Benda asing yang terlibat, kata dia, bisa saja berubah. Ini bisa jadi merupakan batuan luar angkasa yang biasa disebut meteorit. Kedua, bisa juga benda buatan manusia seperti satelit atau benda roket yang ditarik kembali oleh gravitasi bumi.

“Kemarin kalau dilihat dari bentuk profilnya, kejadian di video itu, sepertinya itu sisa-sisa benda buatan manusia. Kalau bukan roket, itu satelit yang tidak terpakai. Yang saya lihat kemarin itu adalah satelit. bukan roket yang meledak dan terbakar lama di angkasa,” kata Agus melalui telepon genggamnya, Jumat (15/9/2023).

Agus menjelaskan, bagian roket atau satelit memiliki waktu terbakar yang lebih lama dibandingkan meteorit yang berbentuk batuan.

Batuan dari laut, katanya, lebih cepat terurai di atmosfer. Kalau buatan, karena bahannya sintetis atau buatan, besi lebih kuat menahan panas sehingga bisa terbakar lebih lama di atmosfer bumi.

“Meteorit tidak harus benda langit. Benda dari luar angkasa bisa apa saja, bisa saja satelit yang kita letakkan di sana tidak sengaja jatuh atau terjatuh secara tidak sengaja karena disebut puing-puing, seperti saat kita menumpuk puing-puing itu. bisa merangkak,” katanya.

Ia mengatakan benda tersebut terlihat di Bandung, Garut, dan Yogyakarta. Pada dasarnya siapa pun yang berada di area yang dilalui objek ini dapat melihatnya selama langit cerah.

“Dulu kalau batu dari luar angkasa jatuh ke bumi, jaman dulu dijadikan kristal, dijadikan senjata. Cuma jarang banget karena ukurannya kecil masuk ke bumi. Kalau masuk besar banget , bisa jadi seperti zaman dinosaurus,” ujarnya.

Penulis : Muhammad Syarif Abdusalam | Sumber: Tribun Jawa Barat

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *