Pemimpin Sementara Bangladesh Muhammad Yunus: Negara Kacau, tapi Setidaknya Monsternya Sudah Pergi

TRIBUNNEWS.COM – Pemimpin sementara Bangladesh Muhammad Yunus mengatakan prioritas utamanya saat ini adalah memulihkan perdamaian setelah mantan Perdana Menteri Sheikh Hasina meninggalkan negara itu dalam kekacauan, tulis The Independent.

Ekonom pemenang Hadiah Nobel ini adalah wajah kepemimpinan baru Bangladesh.

Muhammad Yunus mengambil alih jabatan sebagai penasihat utama pemerintahan sementara.

Yunus menyebut aksi protes yang dilakukan mahasiswa merupakan sebuah “revolusi”.

Pada konferensi pers di ibu kota Dhaka, Yunus mengatakan: “Hukum dan ketertiban adalah prioritas utama bagi masyarakat untuk duduk atau mulai bekerja.”

Ia juga berjanji akan mengawasi reformasi yang lebih luas seperti penguatan kebebasan berpendapat.

Bertahun-tahun yang lalu, pemerintahan Bangladesh dicap hampir otokratis, sehingga menimbulkan kebingungan. Peraih Nobel Muhammad Yunus dilantik sebagai pemimpin sementara Bangladesh dalam upacara yang digelar di istana presiden di Dhaka, Kamis (8/8/2024). (X/Twitter)

“Bahkan pemerintah, apapun yang mereka lakukan, saya tidak mengerti sepenuhnya,” ujarnya.

“Mereka tidak tahu apa itu manajemen.”

“Tetapi sekarang masih ada harapan.”

“Kami adalah wajah baru bagi mereka, bagi negara.”

“Akhirnya, pada titik ini, monster itu menghilang.”

Usai menuntut Hasina mundur akhir pekan lalu, pengunjuk rasa juga menuntut pengunduran diri Ketua Mahkamah Agung Obaidul Hasan.

Hasan langsung mengundurkan diri bersama lima hakim Pengadilan Tinggi lainnya.

Yunus menyebut upaya menjamin independensi peradilan sebagai salah satu prioritasnya.

Dikatakannya, sistem sebelumnya tidak seperti itu dan diikuti dengan instruksi atasan.

Yunus mengatakan, secara teknis dirinya adalah Ketua Mahkamah Agung.

“Tapi sungguh, dia hanya seorang algojo.” 500 orang meninggal

Sekitar 500 orang tewas dalam protes di Bangladesh dalam beberapa pekan terakhir.

Protes bermula ketika mahasiswa menuntut pemerintah menghapuskan kuota pegawai negeri sipil yang kontroversial.

Namun seiring berjalannya waktu, protes tersebut berubah menjadi demonstrasi anti-pemerintah, yang memakan banyak korban jiwa.

Hasina melarikan diri ke India dengan helikopter militer.

Dia meninggalkan kekacauan di negara yang tidak ada hukum dan ketertiban.

Petugas polisi juga melakukan mogok kerja untuk memprotes kematian lebih dari selusin rekan mereka dalam kekerasan tersebut. Pengunjuk rasa anti-pemerintah merayakannya di Shahbag dekat Universitas Dhaka pada 5 Agustus 2024. – Protes yang dipimpin mahasiswa terhadap aturan penunjukan pemerintah di Bangladesh yang dimulai pada bulan Juli mencapai puncaknya pada tanggal 5 Agustus ketika perdana menteri melarikan diri. Tentara mengumumkan bahwa dia akan membentuk pemerintahan sementara. (Foto oleh Munir UZ Zaman / AFP) (AFP/MUNIR UZ ZAMAN) Yunus dibebaskan

Selama masa jabatan Hasina sebagai perdana menteri, Yunus menghadapi hukuman penjara dalam beberapa kasus bermotif politik.

Awal tahun ini, Yunus dijatuhi hukuman 6 bulan penjara karena melanggar undang-undang ketenagakerjaan di negara tersebut.

Namun dia dibebaskan dengan jaminan.

Dia baru-baru ini dibebaskan sebelum mengambil alih sebagai pemimpin baru. Hasina menuding AS berada di balik kerusuhan di negaranya

Menurut Global Times, pengunduran diri Hasina dipersiapkan oleh Amerika Serikat.

Economic Times melaporkan, Hasina merasa AS sangat marah padanya karena menolak menyerahkan kendali atas Pulau St. Martin di Teluk Benggala.

Washington membantah tuduhan tersebut.

“Kami tidak terlibat dalam cara apa pun. Laporan atau rumor apa pun bahwa pemerintah Amerika Serikat terlibat dalam insiden ini sepenuhnya salah,” kata juru bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre pada konferensi pers, Senin.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *