TRIBUNNEWS.COM – Pemimpin oposisi Israel Yair Lapid menyatakan bahwa kekuatan militer, politik, dan internal pendudukan Israel telah retak dan runtuh.
Berbicara di Knesset, Senin (15/7/2024), Lapid menegaskan bahwa Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyadari kenyataan ini dan prihatin akan hal tersebut.
– Itu sebabnya dia mencegah pembentukan komite investigasi resmi, kata pemimpin oposisi Israel.
Belakangan, Lapps tak menahan kritik kerasnya.
“Netanyahu bukanlah korban, tapi seorang pengecut dan pecundang,” katanya, seraya menambahkan bahwa “Netanyahu hanya peduli pada dirinya sendiri dan kepentingannya sendiri.”
Beberapa hari yang lalu, radio militer Israel mengutip perkataan Lapid: “Israel harus menghentikan perang, membuat perjanjian dan memulangkan para tahanan.”
Dia lebih lanjut menekankan bahwa Israel selalu menentang perang yang berkepanjangan, karena militernya bergantung pada pasukan cadangan yang tidak cocok untuk jenis peperangan ini.
Selain itu, surat kabar Israel Haaretz mengungkapkan dalam sebuah editorial pada hari Minggu berjudul “Moment of Public Testing” bahwa kesepakatan pertukaran tahanan yang serius saat ini sedang dibahas “di Israel.”
Situs web tersebut mengatakan kesepakatan tersebut diharapkan dapat memulangkan beberapa tahanan dan rencana yang disepakati untuk diskusi di masa depan mengenai pembebasan tahanan yang tersisa, dengan tujuan mencegah perang skala penuh di wilayah tersebut.
Haaretz menekankan bahwa keluarga para tahanan, bersama dengan pemukim Israel, telah menunggu pembebasan para tahanan di Jalur Gaza sejak 7 Oktober, dan menekankan bahwa mereka “sudah mengalami kekecewaan.”
Surat kabar tersebut menyatakan bahwa ini bukan pertama atau kedua kalinya kesepakatan terlihat hampir tercapai, namun berkali-kali kesepakatan tersebut tidak berhasil karena satu dan lain hal.
“Tetapi kali ini tampaknya peluang untuk mencapai kesepakatan lebih tinggi dibandingkan sebelumnya,” kata Haaretz. Roket Israel yang tidak meledak digunakan untuk menyerang tank Israel
Dalam perkembangan lain, militan Hamas mengklaim telah menemukan roket Israel yang belum meledak dan menggunakannya untuk menargetkan dua tank Israel di daerah Tal al-Hawa Kota Gaza, sehingga menimbulkan korban jiwa, kata pemantau perang.
Institut Studi Perang (ISW) dan Proyek Ancaman Kritis (CTP), keduanya berbasis di AS, mengatakan penggunaan roket Israel yang berhasil diselamatkan adalah satu-satunya serangan yang dilaporkan oleh militan Palestina di Kota Gaza pada hari Senin setelah berminggu-minggu menimbulkan dampak yang menghancurkan. . . Operasi darat oleh pasukan Israel.
Di selatan Kota Gaza, pejuang Jihad Islam Palestina (PIJ) menggunakan mortir terhadap unit Israel di koridor Netzarim, dan di selatan Kota Rafah, pejuang PIJ dan Brigade Martir Al-Aqsa menembakkan granat berpeluncur roket, peluru termobarik, dan mortir ke arah pasukan Israel. di Yibna- daerah tersebut.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)