TRIBUNNEVS.com – Sebuah keluarga Yahudi Ortodoks asal Israel, Daniel dan Raizel Namdar serta kedua anaknya, diusir saat mencoba makan di sebuah restoran di Hanoi, Vietnam pada pertengahan Juni 2024.
Mereka dikenal sebagai keluarga Yahudi, pencipta hal-hal terkenal yang sering berbagi kehidupan sehari-hari.
Dalam dua foto yang dibagikan Daniel dan Raizel melalui akun Instagram @thatjevishfamili pada 21 Juni 2024, terlihat pemilik restoran tersebut menendang Daniel dan keluarganya.
“Keluar dari restoranku, pergi! Jangan duduk di situ,” kata pemilik video pertama berkemeja putih, seperti dilansir Tribunnevs.com.
Ketika Daniel bertanya mengapa dia dan keluarganya diusir, pemiliknya menegaskan bahwa restoran tersebut tidak akan menerima tamu dari Israel.
Tuhan juga menekankan bahwa keluarga Namdar harus diusir karena mereka berasal dari Israel, bukan karena mereka Yahudi ortodoks.
“Restoran saya tidak menerima orang dari negara Anda,” tegasnya.
“Karena mereka orang Yahudi?”
“Tidak tidak tidak.
Gambar lainnya juga menunjukkan sang guru menyerukan Israel untuk menemukan Palestina.
Padahal, katanya, restorannya hanya menerima orang, anjing, dan kucing.
“Bebaskan Palestina,” ucap sang pemilik dengan santai sambil mengacungkan jari tengahnya ke arah Daniel.
“Restoran kami hanya menerima orang, anjing, dan kucing,” tambahnya.
Lihat di bagian akhir, Daniel berbohong dengan mengatakan bahwa dia berasal dari Palestina.
Namun dia menekankan bahwa dia adalah seorang Yahudi dan dia bangga dengan statusnya
Namun, sang pemilik tidak menghiraukan pendapat Daniel dan menunjukkan bahwa di papan nama restorannya terdapat tulisan “Bebaskan Palestina”.
“Bebaskan Palestina. Pergilah ke neraka,” kata sang guru.
Melalui gambarannya tentang Daniel, ia mengalami pengasingan saat melakukan perjalanan melalui rel kereta api terkenal di Hanoi.
Daniel yang menyebut pemilik restoran tersebut pro-Palestina menilai tindakan tersebut merupakan cuci otak yang dilakukan Hamas.
Faktanya, menurut Daniel, para pemilik Vietnam dan pendukung Palestina lainnya telah disesatkan dengan apa yang disampaikan Hamas tentang situasi di Jalur Gaza.
“Kami sedang bersantai di rel kereta terkenal di Hanoi untuk mengambil foto ketika pemilik “For Palestine” mulai mengancam kami.
“Pemilik restoran Hamas di Vietnam tentang ide jihad dan itu sangat menyedihkan, banyak orang yang tertipu,” jelasnya.
Video Daniel kemudian viral dan dibanjiri komentar netizen yang juga pro-Palestina.
Mereka memuji tindakan pemilik asal Vietnam yang mengusir Daniel dan keluarganya.
“Kamu pantas mendapatkannya (dari tendangan). Pemilik restoran itu bosnya,” kata @mahnoortarikue.
“Saya tidak tahu mengapa pemilik restoran itu kesal.” Seluruh dunia tahu apa yang dilakukan Israel terhadap perempuan dan anak-anak tak berdosa di Gaza, kata @irene.d.jankovski.
“Perhatian! Kamu bukan orang Palestina, kamu Zionis. Yang (nyonya restoran) membela keadilan dan kemanusiaan. Kamu hanya menantangnya,” komentar @zena_r95.
“Ini terjadi bukan karena Anda seorang Yahudi, tetapi karena Anda pro-Zionis. Jika Anda tidak pro-Zionis, Anda tidak akan memposting video ‘Pemilik Restoran Pro-Palestina'” @mohamad_doodi.
“Itu dia. Bebaskan Palestina!” @srihattasarhang komentar.
Bagi Daniel dan Reizel, mereka rutin membagikan aktivitas kesehariannya di Instagram, termasuk saat pulang ke Israel pada 7 Desember 2023, saat Zionis masih menyerang Jalur Gaza, bahkan hingga saat ini.
Dalam postingan Instagram Story lainnya, Daniel membagikan foto dirinya sedang berbicara kepada Pasukan Pertahanan Israel (IDF). Vietnam mendukung Palestina
Di masa lalu, Vietnam sering menunjukkan dukungannya terhadap Palestina.
Pada bulan Desember 2023, Penasihat Menteri dan Wakil Wakil Tetap Vietnam untuk PBB, Le Thi Minh Toa, menyatakan keprihatinan mendalam atas apa yang terjadi di Jalur Gaza.
Le Thi kemudian menuntut agar Majelis Umum PBB menyerukan gencatan senjata dan mengambil keputusan dengan tema “Perlindungan warga negara dan kepatuhan terhadap kewajiban hukum dan kemanusiaan.”
Kemudian, pada bulan April 2024, dengan dibawakan oleh Nhan Dan, Vietnam memberikan sumbangan senilai US$500.000 kepada Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRVA).
Direktur kantor UNRVA di New York, Greta Gunnarsdottir, memuji keputusan Vietnam.
Greta menegaskan dukungan besar Vietnam dalam membantu URRVA melaksanakan kegiatannya dan menyoroti Tepi Barat yang diduduki di Gaza.
(Tribunevs.com/Pravitri Retno V)