Tribunws.com, Laporan Ismoyo
Tribunws.com, Icarta – Pemerintah sedang mempersiapkan skema baru untuk distribusi subsidi energi, seperti bahan bakar minyak (BBM), listrik dan gas minyak cair.
Ini diidentifikasi oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) oleh Bahlil Lahlalia selama pertemuan kerja dengan Komisi Dewan XII di Kompleks Parlemen, Jakarta, pada hari Rabu (11.11.2024).
Pertama, tolak anggaran subsidi energi untuk bantuan langsung (BLT) kepada masyarakat, yang sebenarnya termasuk dalam daftar penerima.
Dengan demikian, harga bahan bakar atau energi lainnya, seperti CIS dan listrik, akan berhubungan dengan harga ekonomi pasar.
Namun, ini akan memiliki pengaruh lain. Di mana dana publik, sosial dan sosial akan dibebankan saat membayar tagihan konsumsi energi.
“Kata -kata pertama adalah semua yang kami ubah menjadi BLT? Jika kita mengubah ini menjadi BLT, maka rumah sakit, sekolah, gereja, masjid yang telah disubsidi, ini berarti Anda tidak bisa, ”kata Bahlil.
“Juga MMSP dan semua jenis, transportasi umum (penuh dengan biaya energi),” lanjutnya.
Sementara skema kedua akan menjalankan dua opsi. Artinya, gabungkan BLT dan subsidi langsung untuk produk energi.
“Alternatif kedua, alternatif kedua, semuanya, untuk mempertahankan inflasi, masih disubsidi dalam bentuk barang. Kalau tidak, kami menggunakan BLT, ”Bahlil menjelaskan.
Bahlil juga menyebutkan bahwa pemerintah juga menyiapkan rezim ketiga. Namun demikian, skema ini masih pada tahap wacana, jadi dia tidak bisa mengungkapkan secara rinci.
Saat ini, Bahlil melanjutkan, pemerintah berusaha dan mencari kata -kata yang benar untuk subsidi energi untuk berada di tempat tujuan.
Jika keputusan dibuat, hasilnya akan segera diberikan kepada Presiden Prabovo Undendo.
“Karena kami sedang menunggu presiden, kami pertama -tama akan memberi tahu presiden. Ketika pecah, kami akan menginformasikan tentang anggota kehormatan RDP, ”pungkasnya.
Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melaporkan bahwa distribusi subsidi energi belum berada di tujuan.
Lahadalia Bahlil mengatakan bahwa potensi hibah energi, yang ia tidak setuju dengan tujuannya sekitar 100 triliun rupee per tahun.
“Tapi jujur saja, saya memberikan ya, sekitar 20-30 persen subsidi untuk bahan bakar dan listrik mungkin tidak berada di tujuan. Dan ini bagus, angka ini sekitar 100 triliun rupee, ”kata Bahlil setelah mengunjungi pekerjaan dengan Kementerian Koordinasi dalam Urusan Ekonomi, di Jakarta, Domingo (03.11.2024).
Untuk alasan ini, pemerintah menyiapkan sketsa untuk memperketat distribusi anggaran energi sehingga dapat sesuai dengan tujuannya.
Bahlil mengatakan bahwa pemerintah sedang melakukan diskusi, dan dalam beberapa minggu mendatang rezim yang sedang dipertimbangkan akan selesai.