Pemerintah-PLN Waspadai Kemarau dan El Nino, Bakal Berdampak Buruk pada Pasokan Listrik di Sulawesi

Reporter Tribunnews.com, Ismoyo melaporkan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menggambarkan musim kemarau dan El Niño sebagai bencana bagi masyarakat Sulawesi Selatan (Sulbagsel).

Fenomena alam ini menyebabkan berkurangnya air di pembangkit listrik tenaga air (PLTA), salah satu sumber listrik utama di kawasan itu.

Hal ini dapat menimbulkan krisis energi, khususnya pada sektor industri dan komersial, serta mengganggu aktivitas masyarakat.

Menyusul kekhawatiran tersebut, Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Ditjen Ketenagalistrikan melakukan kunjungan kerja ke Sulawesi Selatan.

Kunjungan tersebut bertujuan untuk memastikan kehandalan dan keandalan pasokan energi di wilayah tersebut, terutama pada musim kemarau dan El Niño.

Diketahui, akan terjadi masa peralihan musim hujan dan kemarau pada Mei 2024.

“Jika terjadi El Nino atau musim kemarau, PLN perlu memikirkan cara untuk meringankannya,” kata Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Jisman Khutajulu, Kamis (2/5/2024).

Menurut Jisman, penerapan bauran energi di sistem Sulawesi Selatan merupakan hal yang unik dan belum pernah dilakukan di tempat lain.

Hingga Maret, 50,89% produksi energi terdiri dari batubara, 11,02% gas, 29,40% air, 2,26% angin, dan 6,43% bahan bakar.

“Jadi saya melihat Sulawesi cukup unik dan sangat musiman jika melihat perpaduan listrik, batubara, dan pembangkit listrik tenaga air. Jadi pemerintah dan PLN harus belajar dari pengalaman masa lalu dan melakukan standarisasi pasokan energi primer agar listrik dapat diandalkan,” jelas Gisman.

Sementara itu, Direktur Manajemen Produksi PT PLN (Persero) Adi Lumaxo mengatakan PLN telah menyiapkan berbagai tindakan pencegahan untuk mencegah pemadaman listrik akibat musim kemarau dan El Niño.

Mengingat beban (penjualan listrik) hanya mencapai 6,73 GW, maka permasalahan ketenagalistrikan Sulsel ke depan akan semakin besar.

“Kami pada dasarnya berbasis pengalaman, jadi kami sangat perlu menyelaraskan strategi seputar produksi, pengiriman, dan distribusi,” kata Adi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *