Pemerintah Perlu Ambil Peran Atasi Tingginya PHK di Industri Tekstil

Laporan jurnalis Tribunnevs.com Denis Destrjavan

TRIBUNNEVS.COM, JAKARTA — Anggota Komisi IKS DPR RI Neti Prasetiani meminta pemerintah mengatasi tingginya pemutusan hubungan kerja (PHK) industri TPT di Indonesia dalam beberapa bulan terakhir.

“Pemerintah perlu mengambil tindakan dan mencari solusi karena banyak terjadi PHK di industri tekstil.” Kamis (5/9/2024) “Jangan diam saja seperti tidak ada masalah.

Antara Januari 2024 hingga Agustus 2024, Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) mengumumkan adanya PHK sebanyak 46.240 pekerja.

Menurut Netty, di balik setiap peristiwa penembakan, harus diwaspadai potensi terpuruknya industri dalam negeri.

“PHK dan penurunan industri tentu akan berdampak pada perekonomian kita secara umum,” ujarnya.

Oleh karena itu, Netty mengimbau pemerintah mengambil langkah tepat untuk mengatasi permasalahan PHK di Tanah Air.

“Pemerintah harus fokus pada penanganan permasalahan dalam upaya memperbaiki dan merevitalisasi perusahaan.” “Buatlah kebijakan yang mendorong perusahaan untuk kembali sehat secara finansial dan proses produktif,” ujarnya.

Kebijakan fair work di banyak kota, lanjut Nettie, sekilas terlihat bagus dan menarik antusiasme masyarakat. Namun hal ini tidak menyelesaikan masalah kemunduran dan penutupan industri.

Di sisi lain, salah satu faktor penyebab terpuruknya sektor TPT dalam negeri, jelas Netty, adalah kalah bersaing dengan barang impor asal China yang harganya jauh lebih murah.

“Produsen China bisa menjual dengan harga murah di pasar Indonesia karena mendapat subsidi dan keuntungan lain dari pemerintah.” Artinya ada syarat-syarat yang menguntungkan. Selain itu, patut diduga adanya praktik ilegal dalam penjualan dan impor ke Indonesia, kata Netti.

Netty meminta pemerintah memperketat penyidikan dan pengawasan barang impor serta memberantas praktik penjualan dan impor ilegal.

“Jika keadaan ini terus berlanjut, tentu akan semakin banyak industri dalam negeri yang bangkrut dan merumahkan pekerja.” “Banyaknya PHK akan melahirkan generasi yang penasaran, bukan generasi emas,” imbuhnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *