Reporter Tribunnews.com Laporan Rizki Sandi Saputra
Tribunnews.com, Jakarta – Pemerintah Republik Indonesia (WNI) telah dihapus dari warga negara Indonesia (WNI) oleh bentrokan di Suriah (12/15/2024).
Karena Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) pada 13 Desember, sekitar 30 warga negara Indonesia, berhasil oleh Suriah dan telah mencapai keamanan pada 15 Desember 2024.
“Upaya adalah gelombang kedua dari garis bebas warga negara Indonesia di Suriah,” tulis situs web resmi Kementerian Luar Negeri.
Sebagai proses gelombang gelombang, evakuasi sekunder gelombang sekunder menggunakan jalan lapangan yang digunakan untuk mengakses perbatasan Masnan untuk mencapai Lebanon.
Kemudian, pesawat terbang hanya diterapkan pada Bandara Internasional Sokarno-Hatta.
Tentang data Kementerian Pertahanan Eksternal, warga negara Indonesia yang telah berhasil di Indonesia, Banten, Jawa Barat, Jawa Barat, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Selatan.
“Warga Indonesia terdiri dari 25 wanita dan 5 pria,” tulisnya.
Pemerintah Indonezan telah mengatur ulang 35 warga negara Indonesia di tempat evakuasi pertama pada 12 Desember 2024.
Dengan cara ini, jumlah total warga yang telah berhasil dibawa ke 65 warga sipil Indonesia oleh pemerintah Indonesia.
Sampai sekarang, Kompensasi Penawaran Kementerian melanjutkan data dan hubungi kehadiran Indonesia.
Menurut pertemuan data sebelumnya, sekitar 1.162 warga negara Indonesia, 65 di antaranya kembali ke negara asalnya, dan mengatakan sekitar 84 warga yang kembali ke negara mereka.
Kementerian Luar Negeri dan Kedutaan Besar Indonesia tentang Damaskus terus mengikuti situasi keamanan di Suriah. Sejauh ini, situasi keamanan sangat dinamis, Tefmukan Isarel masih sedang berlangsung untuk menyerang serangan di Suriah.
Gagasan tentang ini, peringatan di seluruh Suriah, yang telah dibuat sejak 7 Desember 2024 telah ditetapkan.
Pemerintah Indonesia untuk melindungi warga provinsi, seperti koordinasi luar biasa di Suriah, dan koordinasi Indonesia di Suriah, dan pusat -pusat Indonesia untuk menyediakan koridor yang aman bagi gerakan tersebut untuk mengoperasikan koridor yang aman.
Kementerian Luar Negeri Indonesia meminta Indonesia untuk memperhatikan pengembangan situasi keamanan di Suriah, untuk menghindari daerah yang tidak perlu di United Embassamam.
Kementerian Luar Negeri Indonesia dalam kaitannya dengan Tenesis Warga, + 6281-290-070-027, 6281-290-070-024.