Pemerintah Dinilai Sudah Melanggar UU dengan tidak Membangun Cadangan Penyangga Energi Nasional

Laporan dari reporter Tribunnews.com Chaerul Umam

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Anggota Komite VII DPR RI dari kelompok PKS, Mulyanto, mengutarakan ketidakmampuan pemerintah membangun kolam energi nasional.

Padahal, kata Mulyanto, hal itu merupakan hukum wajib dalam UU Energi.

Makanya dia menilai pemerintah sengaja melanggar hukum. Saya kira pemerintah melanggar hukum dengan tidak membangun pasukan cadangan nasional, karena pekerjaan yang berjalan sangat stabil di Bab 5 UU No.30 Tahun 2007 merujuk padanya. di bidang Energi. Artinya untuk memastikan “Demi keamanan energi negara, pemerintah mempunyai tanggung jawab menyediakan energi untuk perlindungan,” kata Mulyanto kepada wartawan, Minggu (1/9/2024).

Ia juga menyatakan bahwa, “Undang-undang mewajibkan pengembangan zona perlindungan energi nasional, namun kenyataannya mulai saat ini, 17 tahun telah berlalu, Pemerintah masih mengabaikannya”.

Menurut Wakil Ketua Subkomite PKS DPR RI ini, pada pasal 20 rancangan PP Kebijakan Energi Nasional (KEN) kembali disepakati untuk memuat langkah-langkah membangun kekuatan negara.

Mulyanto mengatakan konservasi energi negara sangat penting, tidak hanya berkaitan dengan peningkatan perlindungan energi negara, tetapi tujuannya juga untuk menstabilkan biaya energi dalam negeri seperti minyak dan LPG.

“Cadangan energi nasional ini diperlukan karena adanya ketidakpastian geopolitik yang saat ini terjadi di Timur Tengah dan perang Rusia-Ukraina. Saat ini, kita sudah menjadi negara yang bergantung pada impor energi, tidak hanya minyak mentah, tapi juga minyak bumi. juga elpiji,” ujarnya.

Mulyanto menambahkan, karena kondisi geopolitik, pasokan energi Indonesia dari luar negeri mungkin tidak mencukupi atau harga energi bisa sangat mahal.

Hal ini dapat menimbulkan gap antara APBN dengan kekuatan negara.

“Mirip dengan makanan,” katanya. Untuk pangan dalam negeri, kita sudah punya sistem cadangan pangan dengan organisasi, tidak hanya Bulog dan Badan Pangan Nasional.”

“Negara-negara tetangga ASEAN sudah punya kekuatan untuk melindungi energi, Vietnam punya kekuatan untuk 47 hari impor, Singapura punya kekuatan untuk berhenti makan 60 hari impor, bahkan kekuatan China Thailand juga siap untuk 81 hari impor. impor. Saat ini kami tidak punya apa-apa,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *