Pemerintah Diminta Berhati-hati Kelola Anggaran di Tengah Risiko Geopolitik dan Nilai Tukar

BERITA TRIBUN.

Selain itu, rupee diperkirakan akan melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada saat yang bersamaan.

Baru-baru ini Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mengumumkan akibat berkurangnya produksi migas nasional, pemerintah akan menambah impor BBM hingga 850.000 barel per hari.

Salah satu kebijakan pemerintah yang paling memberatkan adalah program harga gas yang rendah untuk industri, yang dikenal dengan istilah harga gas alam (HGBT).

“Kebijakan Stimulus Harga Gas (HGBT) sebaiknya ditinjau kembali. Pertama, mengatasi risiko geopolitik kenaikan harga gas dan pelemahan rupee,” ujarnya. Ilmu Ekonomi dan Hukum (CELIOS) Bhima ududhistira Diposting pada Senin (20/4/2024).

Dikatakannya, dengan naiknya harga gas, maka beban program HGBT akan semakin besar, risiko terhadap industri migas semakin besar, dan hilangnya pendapatan masyarakat semakin besar.

“APBN itu untuk memperluas subsidi energi,” ujarnya.

Program yang sudah ada sejak awal pandemi Covid-19 sehingga tidak disarankan untuk dilanjutkan pada tahun 2020, insentif LGBT selama ini kurang bermanfaat.

“Sektor manufaktur stagnan. Saat ini, pangsa industri terhadap PDB hanya 18 persen. Tujuan mendorong gas untuk mencapai industrialisasi bisa dikatakan gagal,” kata Bhima.

Pertimbangan ketiga adalah dampak terhadap penyerapan tenaga kerja. Sejauh ini, tidak banyak pekerjaan dengan program LGBT di industri tuan rumah.

“Tidak banyak berubah dibandingkan sebelum pandemi,” ujarnya.

Dengan demikian, kata Bhima, program LGBT tidak memberikan dampak yang besar. Sistem yang lebih efisien direkomendasikan untuk mendorong optimalisasi pasokan gas dalam negeri. Mulai dari pengurangan jumlah pedagang hingga optimalisasi infrastruktur, termasuk rantai pasok.

“Ini berarti mencapai harga gas dalam negeri yang lebih rendah untuk industri dibandingkan konsesi yang ada saat ini.”

Namun, jika menyangkut subsidi energi, yang terbaik adalah memprioritaskan subsidi yang berdampak langsung terhadap masyarakat guna menjaga daya beli dan perekonomian secara keseluruhan. Utamanya bahan bakar dan listrik ditambah elpiji 3kg. Menurut Bhima, subsidi prioritas seperti BBM masih bisa bertambah jika beban APBN terus bertambah.

Nilai tukar rupiah diketahui mencapai Rp16.000 per dolar Amerika Serikat (USD) dan meningkatnya ketegangan geopolitik diperkirakan akan mendongkrak harga komoditas energi seperti minyak.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif akhir pekan lalu mengumumkan kemungkinan defisit tinggi akibat impor minyak masih membayangi. Pasalnya, Indonesia memproduksi minyak bumi sebanyak 600.000 barel per hari, sementara impornya mencapai 840.000 barel per hari, yaitu 600.000 barel dalam bentuk BBM dan 240.000 barel dalam bentuk minyak mentah.

Impor berasal dari Arab Saudi, Nigeria dan beberapa negara lainnya.

“Karena (di beberapa negara) mereka paling kompetitif dalam menawarkan harga BBM.”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *