Laporan jurnalis Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pemerintah Australia sedang menjajaki inovasi pengisian bahan bakar mobil hidrogen atau Hydrogen Fueling Station (HRS).
HRS pertama di Indonesia milik PLN Indonesia Power menjadi tempat investigasi delegasi Climate Change, Energy, Environment and Water (DCCEEW) Kedutaan Besar Australia.
Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra mengatakan sektor transportasi menyumbang 44 persen total emisi karbon Indonesia, sehingga perlu adanya energi alternatif dengan emisi minimal.
“Hidrogen merupakan energi dengan emisi minimal, sehingga dengan HRS kami mendukung transisi energi yang akan membantu Indonesia mencapai tujuan net zero emisi pada tahun 2060,” kata Edwin dalam keterangannya, Selasa (23/7/2024).
Selain mengunjungi HRS, delegasi DCCEEW juga berkesempatan mengunjungi hydrogen generator dan hydrogen center yang merupakan pusat pelatihan terkait hidrogen.
Edwin menjelaskan, HRS di Senayan Jakarta dibangun dengan teknologi terkini untuk menjamin proses pengisian kendaraan hidrogen yang aman dan efisien.
“Sistem ini dilengkapi dengan sensor canggih yang dapat mendeteksi kebocoran dan secara otomatis menghentikan aliran gas jika terdeteksi adanya masalah,” ujarnya.
Menteri Kementerian Perubahan Iklim, Energi, Lingkungan Hidup dan Air David Fredericks mengungkapkan kekagumannya atas keberhasilan PLN Indonesia Power membangun stasiun pengisian hidrogen pertama di Indonesia.
“Ini merupakan pencapaian yang luar biasa, menurut kami IP PLN patut berbangga atas betapa cepatnya mereka berhasil membangun fasilitas ini dan benar-benar berkomitmen menjadikan hidrogen sebagai bagian dari masa depan energi terbarukan Indonesia,” kata Fredericks.