Dilansir jurnalis Tribunnews.com Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Nutrisi yang baik merupakan landasan utama tumbuh kembang yang baik pada 1.000 hari pertama kehidupan seorang anak.
Masa pembuahan hingga usia dua tahun merupakan masa kritis dimana perkembangan fisik dan otak anak berlangsung pesat, dan gizi yang tidak memadai pada masa ini dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius, termasuk terhambatnya pertumbuhan dan kelemahan. Pengaruh istilah pada anak.
Dokter Kesehatan Dr. Ray Waghiu Basarowi MKK FRSPH mengatakan satu dari tiga anak di Indonesia mengalami anemia dan pertumbuhan terhambat, hal ini dapat dicegah dengan gizi seimbang termasuk zat besi dan vitamin C.
“Kekurangan zat besi yang menjadi penyebab utama terjadinya anemia dapat meningkatkan risiko terjadinya stunting pada anak dan sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan sel-sel, termasuk sel-sel otak, sehingga mempengaruhi kognisi dan kemampuan kognitif. Pendidikan anak,” kata Ray di Festival Ide. 2024 untuk memperkuat pendidikan. Dan baru-baru ini melalui Ideatalks yang didukung oleh Danone Indonesia, para orang tua memahami pentingnya nutrisi pada tahap awal kehidupan.
Selain Ray Wagiu Basarovi, seminar tersebut menghadirkan Yasmin Wildblood, seorang ibu dan tokoh masyarakat, serta Ilzam Nuzulul Hakiki, salah satu pendiri Gaia Parenting, sebuah platform bagi para ibu untuk belajar dan memperbarui informasi seputar kesehatan ibu dan anak.
Ray yang juga Direktur Medis dan Ilmiah Danone Indonesia ini mengatakan, anak yang mengalami anemia memiliki banyak ciri-ciri, yaitu wajah pucat, lemas, mudah lelah, dan sering pusing. Anemia juga terlihat karena hilangnya nafsu makan dan hilangnya kemampuan belajar.
“Untuk mencegah anemia, orang tua sebaiknya memastikan anak mendapat asupan zat besi dari pola makan seimbang, terutama daging merah, sayur mayur, dan makanan yang difortifikasi seperti susu dan sereal. Pentingnya fortifikasi zat besi juga tidak bisa diabaikan. Makanan membantu melengkapi zat besi yang terdapat pada zat besi. makanan olahan. “Sulit memenuhi kebutuhan nutrisi anak dengan makanan sehari-hari,” ujarnya.
Sementara itu, Yasmin Wildblood mengaku khawatir dengan gizi putranya.
“Sebagai orang tua, kekhawatiran terbesar saya adalah ketika anak saya menunjukkan gejala penyakit seperti anemia. “Saat si kecil merasa lemas atau kekurangan energi, saya langsung bertanya-tanya apakah dia kekurangan zat besi atau nutrisi penting lainnya,” ujarnya.
Penting bagi seorang anak untuk selalu memastikan gizinya seimbang.
“Saya memilih susu dengan kandungan vitamin C dan zat besi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi harian anak saya. Selain itu, saya mencari informasi yang akurat dan terpercaya dari sumber terpercaya dan selalu berkonsultasi ke dokter bila ada tanda-tanda yang mengkhawatirkan,” ujarnya.
Ilzam Nuzulul Haqiqi, salah satu pendiri Gaia Parenting, mengatakan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya nutrisi pada 1.000 hari pertama kehidupan merupakan sebuah tantangan.
Mitos dan misinformasi masih banyak beredar di kalangan orang tua, sehingga penting bagi semua pihak mulai dari individu, komunitas, hingga pihak swasta untuk berkolaborasi dalam meningkatkan pendidikan gizi anak usia dini.
“Melalui program-program inovatif dan dukungan berbagai pihak, diharapkan angka stunting dan stunting di Indonesia dapat diturunkan, sehingga generasi mendatang dapat tumbuh lebih sehat dan produktif,” ujarnya.
Mengingat pentingnya peran komunitas dalam pendidikan parenting, komunitas parenting Gaia terlibat aktif dalam memberikan informasi yang tepat melalui media sosial.
“Sebagai platform digital yang berbagi informasi mengenai ibu dan anak, kami melihat konten-konten seputar kesehatan anak selalu menghasilkan engagement yang sangat tinggi, menandakan para ibu muda sangat sadar akan tumbuh kembang anak,” ujarnya.