Pembongkaran Pagar Laut di Tangerang: TNI AL Turun Tangan

Tribunnews.com- Maritime (maritime) melakukan penghancuran pagar laut di perairan Tangerang, Banten, pada hari Sabtu (1/18/2025), hanya tiga hari setelah perintah langsung dari Presiden Prabu Subianto.

Kerusakan ini termasuk 600 tentara yang dipimpin oleh Brigadir Mar Harry Endurato, komandan utama Angkatan Darat Danlatamal III. Tujuan runtuh

Harry mengungkapkan bahwa tujuan pertama mereka adalah untuk memecahkan milen 30,16 km.

“Tampaknya mustahil untuk melakukan 30 km dalam satu hari. Kami akan mengubah pengaturan. Setidaknya tujuan saya adalah satu kilometer hari ini,” katanya.

Dia juga menekankan bahwa kerusakan lebih sulit daripada menutup pagar laut.

“Lebih mudah naik dari penarikan. Terutama jika yang dibudidayakan selama sebulan selama beberapa bulan,” tambahnya. Koordinasi dengan pemangku kepentingan

Kerusakan hari itu secara khusus oleh tentara Indonesia, tetapi Harry mengatakan mereka telah menghubungi pemilik kepentingan lain.

“Harapan saya mungkin hari kedua atau ketiga, dan para pemangku kepentingan atau lembaga lain akan dapat bergabung dengan kami,” katanya.

Sebelumnya, Prabowo Subianto mendesak Sekretaris Gerindra dan kepala Konferensi Konsultatif Populer Indonesia, Ahmed Mezani, untuk mengubah pagar laut dan meminta pihak -pihak terkait untuk menyelidiki siapa kepala pagar.

Pagar maritim yang dihancurkan oleh Kementerian Angkatan Laut dan Perikanan (KKP) ditutup oleh Direktur PSDKP, Pung Nugroho Sakssono, pada 9 Februari 2025.

Pagar laut ditutup hanya selama 10 hari, meskipun KKP telah membuat periode 20 hari untuk pemilik untuk pemisahan gratis.

Menteri KKP, Sakti Waho Trengono, mengatakan bahwa steker harus berlangsung terlebih dahulu sebelum partainya menyalakan pagar laut.

“Di lain waktu, jika Anda akan ditangkap oleh siapa pun yang harus menginstal untuk tujuan apa pun, dll., Lalu mengapa kami tidak memiliki izin, kami menyimpan,” lebih jelas. Temukan pagar laut

Pagar maritim yang menakjubkan ini pertama kali ditemukan pada 14 Agustus 2024, ketika Departemen Angkatan Laut dan Perikanan di Wilayah Panteen menerima informasi yang berkaitan dengan kegiatan pagar maritim.

Sampai saat ini, tidak jelas siapa pemilik yang bertanggung jawab atas makanan laut. Isi diselesaikan menggunakan kecerdasan buatan (AI).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *