Pemberantasan Barang Impor Ilegal, Pemerintah Diminta Fokus Lakukan Pencegahan Sejak di Hulu

TRIBUNNEWS.COM, Jakarta – Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan memimpin langsung pemusnahan delapan barang impor yang diperkirakan bernilai Rp 5,3 miliar akibat penertiban impor ilegal di Sido Ajo, Jawa Timur.

Pemerintah telah membentuk kelompok pengawasan produk khusus untuk mengatur sistem perdagangan luar negeri guna melindungi industri dalam negeri dan usaha kecil menengah (UMKM) yang terancam akibat merebaknya produk ilegal.

Sebelumnya, satgas menemukan gudang yang disewa importir asing.

Produk impor ilegal yang disita antara lain mainan anak, produk elektronik, telepon seluler, tablet, pakaian, aksesoris, dan koper. Barang sitaan ilegal tersebut bernilai Rp40 miliar.

Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) menyambut baik langkah pemerintah dalam memberantas produk-produk ilegal yang kian menjamur dan merugikan banyak industri lokal.

Ketua Dewan Pengurus Pusat Pengadaan Indonesia (APPBI) Arnes Lukman pada Jumat (8 Februari 2024).

Namun Anez mengingatkan, pemerintah tidak hanya harus fokus pada pemberantasan atau pemusnahan zat ilegal, tetapi juga harus mampu mencegah masuknya zat ilegal dari hulu, bukan hanya dari hulu.

“Apa yang dilakukan Pemerintah akan lebih efektif jika mencegah masuknya produk-produk ilegal ke pasar, karena jika produk-produk tersebut sudah masuk dan kemudian mengambil tindakan, maka sangat disayangkan bagi para pedagang yang kesulitan membedakan apakah produk tersebut merupakan produk ilegal. legal atau ilegal,” katanya.

Peringatan serupa juga disampaikan Ekonom Datanesia Institute Heri Gunawan. Heri, sapaan akrabnya, mengatakan, sebenarnya tidak perlu membentuk pasukan khusus (Satgas) untuk mengawasi substitusi ilegal.

Terburu-buru mengatakan, kekuatan utama Satgas Barang Impor Ilegal selama ini adalah kekuatan utama Departemen Imigrasi dan Pengawasan Kargo.

“Produk yang masuk ke pelabuhan harus diawasi bea cukai,” jelasnya.

Hurley melihat gugus tugas ini menyasar pedagang akhir atau pedagang, bukan pengepul. Seperti perjudian online, meskipun populer di kalangan pemain kecil, penghasil uang aman.

Hurley mengingatkan, fungsi utama Kementerian Perdagangan adalah membuat peraturan yang memudahkan dunia usaha.

Jika ada perkara pidana seperti impor ilegal, sebaiknya diserahkan ke polisi atau bea cukai.

Situasi ini menunjukkan Kementerian Perdagangan hanya mencari dialog, katanya.

Sementara itu, untuk membantu perekonomian, Hurley menyarankan yang harus dilakukan Departemen Perdagangan adalah memastikan produk dalam negeri mendominasi pasar dalam negeri. Hal ini dapat dicapai melalui penerapan hambatan tarif atau non-tarif.

“Ini hanya kerja Kementerian Perdagangan. Jangan permudah produk impor masuk agar pedagang lokal tidak terpaksa masuk ke pasar,” jelasnya.

Rush menambahkan, pemerintah juga mempunyai tanggung jawab untuk mengevaluasi produk lokal jika tidak mampu bersaing dalam harga, misalnya.

Mungkin ada peraturan yang menimbulkan biaya tinggi, misalnya soal distribusi. Dengan cara ini, industri lokal akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian.

“Kalau menggunakan cara yang dilakukan Satgas Impor Ilegal, dampaknya tidak besar, karena yang diburu untuk perubahan akan datang,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *