Laporan dari reporter Tribunnews.com Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kementerian Perekonomian (Kemenko Ekonomi) menyebut indikator perekonomian Tanah Air dalam sepuluh tahun terakhir sangat baik.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Aylangga Hatarto mengumumkan operasional pada 2020-2022 terhambat akibat pandemi Covid-19.
Tidak sampai disitu saja, mereka mengatakan masalah kemiskinan telah berhasil diatasi sehingga mengalami penurunan.
“Kalau pemerintah jelas, pertumbuhan ekonomi 10 tahun terakhir meningkat, pertumbuhan global pasca-covid 2-3%, pertumbuhan ekonomi kita tidak dua kali lipat,” kata Airlangga di kantor Kementerian Koordinator Perekonomian di Jakarta. . , Rabu (25/9/2024).
“Kami mengalami inflasi yang lebih baik dibandingkan negara mana pun di era Covid dan sekarang semuanya baik-baik saja,” katanya.
Dengan demikian, lanjut Airlangga, perkembangan kegiatan ekonomi dan investasi, serta peningkatan penyaluran Kredit Usaha Rakyat memberikan dampak yang berkepanjangan.
Sementara itu, Airlangga juga merespons buruknya angka kemiskinan pada masa pemerintahan Joko Widodo.
Mantan Ketua Umum Partai Golkar ini mengungkapkan, tingkat kemiskinan di Tanah Air sudah menurun.
Bahkan, angka kemiskinan ekstrem kini berada di angka 0 persen.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), angka kemiskinan ekstrem sebesar 2,04 persen pada Maret 2022, dan menurun menjadi 1,74 persen pada September 2022.
Kemudian pada Maret 2023 kembali turun sebesar 1,12 persen. Saat ini angka kemiskinan ekstrem di Indonesia sudah turun menjadi 0,83 persen.
“Kemiskinan semakin berkurang, kemiskinan bahkan kemiskinan ekstrim semakin dekat,” tegasnya.
Diketahui, Indonesia mempunyai tingkat kemiskinan yang tinggi.
Parlag Institute menyebut 10 tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dinilai gagal menurunkan angka kemiskinan sesuai target yang ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).
Diberitakan, pada periode pertama tahun 2015, target RPJMN sebesar 10 persen. Namun angka kemiskinan masih 11,22 persen.
Namun hingga akhir masa kepemimpinan Jokowi, tujuan tersebut masih belum tercapai. Sementara target pengentasan kemiskinan sebesar 7,5 persen, hanya tercapai 9,41 persen.
Kemudian pada periode kedua, angka kemiskinan justru meningkat menjadi 9,78 persen pada tahun 2020, meski target RPJMN diturunkan menjadi 6,5 persen.
Sementara itu, tujuan tersebut sejauh ini belum tercapai, Indonesia mencatat kemiskinan sebesar 9,03 persen pada Maret 2024.