Pembelaan Gerindra soal Wacana 40 Kementerian: Wajar Kita Negara Besar, Semakin Banyak Semakin Bagus

TRIBUNNEWS.COM – Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburokhman mengatakan, persoalan pembentukan kabinet hanya tinggal Prabowo Subianto sebagai Presiden terpilih.

Oleh karena itu, menurut Habiburokhman, Prabowo juga berhak menambah atau mengurangi jumlah kementerian sebagai senjata untuk mendukung pemerintahannya.

Hal itu disampaikan Habiburokhman menanggapi rencana pembentukan kementerian baru yang berjumlah 40 kementerian.

“Sebenarnya seluruh konstitusi (pendirian kementerian) adalah Pak Prabowo sebagai presiden terpilih.”

“Efektif, tidak efektif, dan sebagainya partai (besar) itu pasti menjadi bahan pertimbangan,” kata Habiburokhman di Gedung Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (5/6/2024).

Habiburokhman juga mendukung Prabowo dan ingin menambah jumlah kementerian.

Menurutnya, Indonesia adalah negara yang besar dan mempunyai tujuan dan sasaran yang besar juga.

Oleh karena itu, melalui partisipasi lebih banyak pihak maka tujuan pencapaian tujuan tersebut akan lebih tercapai.

“Jadi kalau memang ingin melibatkan banyak orang, menurut saya tidak ada masalah.”

Habiburokhman berkata, “Sebenarnya yang terbaik untuk saya pribadi.”

Habiburokhman juga mengimbau masyarakat tidak mengartikan sosok ‘besar’ sebagai orang gemuk yang menjalani gaya hidup tidak sehat.

Baginya, kondisi obesitas di kabinet berbeda dengan kondisi tubuh manusia.

Oleh karena itu, dalam urusan pemerintahan dianggap lebih baik jika ada pihak yang terlibat.

“Oleh karena itu, kita tidak akan membicarakannya. Kalau kita kelebihan berat badan, itu tidak sehat bagi tubuh manusia, tapi kalau negara yang beratnya banyak, berarti besar. Menurut saya, itu bagus. Negara kita besar. Tantangan yang kita hadapi besar, tujuan kita besar,” kata Habiburokhman.

Habiburokhman berkata: “Ini seperti mengatakan kita perlu mengumpulkan banyak orang, mari kita berkumpul di pemerintahan untuk menjadi besar.”

Diketahui, pemerintahan Prabowo-Gibran akan memiliki 40 kementerian.

Jika demikian, maka jumlah kementerian pada era ini akan bertambah dibandingkan jumlah kementerian pada pemerintahan sebelumnya.

Habiburokhman sempat mengatakan penambahan kementerian tidak melanggar hukum. 

Pasalnya, hal tersebut bisa diubah dengan melakukan revisi undang-undang atau sistem hukum atau revisi perkara di Mahkamah Konstitusi (MK). 

Jadi, tentu saja, jumlah kementerian bisa ditambah dengan amandemen undang-undang tersebut.

“Saya tidak tahu apakah di kabinet Pak Prabowo akan ada kementerian, tapi kalau ada usulan menambah kementerian, undang-undangnya bisa diselaraskan dengan ketentuan konstitusi.”

“Kita harus lihat bagaimana keadaannya, kalau berubah bisa melalui parlementer review melalui amandemen, atau bisa juga melalui judicial review,” kata Habiburokhman, Rabu (8/5/2024). 

Namun, kata Habiburokhman, menambah atau tidaknya kementerian tergantung niat Prabow.

Ia menegaskan, perubahan ini hanya hak Prabowo.

Habiburokhman menyimpulkan dengan mengatakan, “Yang benar-benar memahami dan mengetahui apakah kepentingan telah berubah atau tidak adalah presiden.”

(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani/Reynas Abdila/Milani Resti Dilanggi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *