Pembangunan Infrastruktur Digenjot, Kawasan Hunian Koridor Barat Makin Berkembang

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Jalan barat Jakarta terus berkembang menjadi kawasan pemukiman besar dengan dukungan infrastruktur yang menciptakan konektivitas.

Dukungan material di daerah ini tidak hanya merangsang perekonomian lokal, tetapi juga pembangunan ekonomi daerah lain.

Urbanis Yayat Supriatna mengatakan koridor barat adalah Jakarta masa depan yang sesungguhnya.

Karena harga rumah di Jakarta yang mahal dan biaya hidup yang tinggi, masyarakat mencari kualitas hidup, kenyamanan, keamanan, udara bersih, lingkungan yang baik dan banyak keberagaman.

“Aksesibilitas kawasan menjadi topik pengembangan kawasan. Jalan barat Jakarta terhubung dengan jalan timur, dimana kedua sumbu basis ekonominya hampir sama yaitu industri,” ujarnya.

Bedanya koridor barat lebih unggul karena di sisi barat fasilitasnya lebih lengkap dan terdapat urban developer yang besar serta kawasan yang dibangun dengan desain yang bagus mayoritas, jelas Yayat Supriatna dalam paparan tema Infrastruktur Perumahan Penunjang. Kawasan Jakarta Barat di Gading Serpong, Tangerang, Rabu (20/6/2024).

Dari sisi investasi, Yayat melihat koridor barat mempunyai banyak peluang. Selain kenaikan harga rumah yang pesat, pendapatan tetap masyarakat juga tinggi.

Koridor barat khususnya lokasi Paramount Petals terletak di antara Proyek Strategi Nasional (PSN) -BSD dan PSN – PIK2.

Kekuatan terbesar bagi daerah-daerah yang tergabung dalam jaringan PSN adalah perizinannya lebih mudah. ​​Insentif pajaknya banyak dan tidak ada pembatasan produk impor. Jadi listriknya lebih cepat dalam pembangunan daerah, kata Yayat. Supriatna.

Yayat Supriyatna mengatakan kerja sama dan persatuan antara produsen besar di barat harus terus berlanjut. Pengembang juga bisa membangun apartemen untuk pekerja agar masyarakat tidak bermuka dua. Akses jaringan jalan terhubung antar wilayah. Mendorong Pembangunan Infrastruktur

Pembangunan infrastruktur juga dilakukan di Paramount Land di Paramount Petals, sebuah kota (kota) mandiri baru seluas ± 400 hektar di Kecamatan Curug, Tangerang.

CEO Paramount Land M Nawawi menjelaskan, perseroan berinvestasi membangun jalan akses langsung ke jalan raya Jakarta-Merak.

Pembangunan direct debit tersebut akan dimulai Juli mendatang dan ditargetkan selesai pada 2025.

Paramount Land telah mendapatkan izin pembangunan perubahan pintu masuk dan keluar Gerbang Tol Bitung (Tol Jakarta-Merak) di KM 25,5 yang diberikan oleh Kementerian PUPR pada akhir Januari 2024.

Izin massal pembangunan gerbang tol baru menuju Paramount Petals telah diterbitkan dan ditandatangani Pusat PUPR melalui Dirjen Bina Marga. Izin tersebut untuk pengubahan pintu keluar dan masuk Gerbang Tol Bitung.

Panjang Boulevard dari pintu keluar tol yang dibangun sekitar 5,5 KM yang membentang di Paramount Petals City dari utara ke selatan.

Konstruksi dilanjutkan dengan rencana pembangunan jalan layang atau flyover sepanjang 100 meter, untuk menghubungkan kebebasan sipil Paramount Petals yang dibagi dengan uang jalan raya.

“Melalui akses langsung Tol Jakarta-Merak, Paramount Petals akan terhubung dengan banyak destinasi lainnya, seperti Bandara Soekarno-Hatta, Stasiun Merak, Jakarta, Tol JORR, dan Tol Serbaraja (Balaraja-Serpong),” imbuhnya. M Nawawi.

Sementara itu, Direktur Bisnis Koridor Jalan Tol PT Jasamarga Terkait Bisnis Bayu Nurbaya menjelaskan, pihaknya bekerja sama dengan Paramount Land untuk membangun dan mengkonversi simpang susun Bitung yang sangat dibutuhkan karena keterbatasan ketersediaan lahan. sekitar jalan tol dan kepadatan jalan diperkirakan akan terhenti pada tahun 2036.

“Kami memperkirakan terjadi peningkatan kepadatan lalu lintas sebesar 1-2 persen per tahun di Arteri Bitung dan juga akan bertambah seiring dengan perkembangan kawasan. Perubahan ini terkait dengan akses langsung jalan raya,” kata Bayu.

Menurut Bayu, pembangunan simpang susun ini memakan waktu 2 tahun sehingga ditargetkan selesai pada 2025. Setelah itu, Pusat PUPR akan melakukan studi kelayakan sebelum bisa resmi digunakan.

Sebelumnya, Jasa Marga mengoperasikan jalan tol Jakarta-Tangerang untuk mendukung infrastruktur koridor barat Jakarta. Namun, menurut Bayu, situasi saat ini sangat buruk, apalagi banyak pembangunan perkotaan yang dibangun di sepanjang jalan raya. Di sisi lain, pembangunan jalan sudah tidak memungkinkan lagi sehingga dibangun jalan tol seperti JORR 1 dan JORR 2.

Untuk JORR 2, kata Bayu, saat ini sisi barat sudah tersambung, sedangkan sisi timur sudah tersambung. Tol ini juga akan membantu transportasi Jakarta Timur hingga Barat, tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *