Pemanis Buatan dalam Vitamin Anak, Amankah untuk Kesehatan Ginjal si Kecil?

Laporan jurnalis Tribunnews.com Aysia Nursiamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Vitamin untuk anak biasanya menggunakan pemanis buatan. 

Pemanis buatan sering digunakan untuk meningkatkan cita rasa vitamin anak.

Apalagi beberapa bahan aktif dalam vitamin mungkin terasa pahit atau tidak enak bagi anak-anak. 

Tujuan pemberian minuman bersoda adalah untuk mendorong anak mengonsumsi lebih banyak vitamin tersebut, karena anak lebih mudah menerima rasa manis dan gurih.

Lalu apakah aman menggunakan pemanis buatan pada vitamin bayi?

Dalam kesempatan tersebut, Dickie Buddiman, kolumnis kesehatan dari Griffith University Australia, menjawab pertanyaan tentang penggunaan minuman buatan pada vitamin anak dan pengaruhnya terhadap kesehatan, terutama pada ginjal.

Menurut Dickey, beberapa penelitian menunjukkan bahwa pemanis buatan seperti aspartam atau sukrosa umumnya aman bila dikonsumsi dalam jumlah yang sangat sedikit.

Atau dalam batas aman yang ditetapkan oleh badan pengawas kesehatan seperti Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) atau Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA).

“Dalam keadaan normal, ginjal dapat mengeluarkan zat-zat tersebut dari tubuh melalui urin,” ujarnya kepada Tribunnews, Rabu (24/10/2024). 

Namun jika fungsi ginjal mengalami gangguan. Ada kemungkinan metabolisme zat-zat ini.

Secara umum, ginjal berfungsi menyaring darah dan membuang zat-zat yang tidak diperlukan, termasuk pemanis buatan. 

Pada orang sehat, Ginjal bisa memproduksi pemanis buatan tanpa masalah. 

Karena tubuh memiliki mekanisme eliminasi yang efisien, zat ini tidak menempel di dalam tubuh. 

Namun, Dickie berkata, Dickey mengatakan penting untuk berhati-hati agar tidak mengonsumsi apa pun secara berlebihan, termasuk pemanis buatan.

Sebab dapat memberikan tekanan lebih pada ginjal, apalagi jika anak mengalami gangguan kesehatan ginjal.

Jika anak sudah mendapatkan pola makan seimbang dari pola makan sehari-harinya, mereka tidak selalu membutuhkan suplemen vitamin, saran Dickey. 

Namun, tidak ada salahnya mengonsumsi vitamin selama dokter Anda menganjurkannya.

Dokter menganjurkan kekurangan vitamin tertentu, misalnya berdasarkan penilaian kesehatan anak. 

“Jadi sebaiknya ikuti anjuran dokter, tapi hati-hati jangan terlalu banyak mengonsumsi vitamin,” tutupnya.

(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *