Pemanggilan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto oleh Polda Metro Jaya Dianggap Mencederai Nilai Demokrasi

Laporan jurnalis Tribunnews.com Fransiskus Adhiyuda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Aktivis demokrasi yang tergabung dalam Relawan Perjuangan Demokrasi (REPDEM) sayap PDI Perhuangan mengecam pemanggilan Sekretaris Jenderal DPP PDI Perhuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto oleh Polda Metro Jaya.

Sekretaris Jenderal Partai Republik Vanto Sugito mengatakan pemanggilan Sekjen Hasto Christianto ke Polda Metro Jaya dapat mencederai nilai-nilai demokrasi yang sudah tertanam kuat sejak reformasi tahun 1998.

Menurutnya, demokrasi adalah sistem politik yang dianut oleh masyarakat Indonesia saat ini untuk mencerminkan kebenaran politik dan menjadikan rakyat sebagai sumber kedaulatan tertinggi, “Vox Populi Vox Dei”, yaitu suara rakyat adalah suara rakyat. suara. Tuhan.

“Wawancara Sekjen Hasta dengan media merupakan hal biasa untuk memberikan edukasi politik terhadap peristiwa yang terjadi pada pemilu dan pemilu presiden 2024,” kata Vanto.

“Jika polisi kemudian dipanggil untuk dimintai keterangan, tentu akan mempengaruhi keyakinan masyarakat bahwa Indonesia memang dalam keadaan darurat demokrasi,” kata Wanto Sugito, Selasa (4/6/2024).

Selain itu, mantan aktivis UIN 98 Jakarta ini menilai apa yang disampaikan Hasto merupakan bagian dari produk jurnalistik sehingga tidak patut dikenai sanksi pidana.

Wanto juga berpendapat bahwa wawancara dengan media adalah produk jurnalistik yang dilindungi oleh kebebasan pers dan tidak boleh dianggap sebagai kejahatan. “Kami sangat yakin bahwa apa yang disampaikan Sekjen di televisi dalam hal ini adalah wawancara dengan media dan media. seluruh percakapan itu adalah produk jurnalistik, jadi tidak bisa disebut tindak pidana, ” tutupnya.

Diketahui, Hasto Kristiyanto dipastikan akan hadir hari ini Selasa (6/4/2024) khusus untuk panggilan klarifikasi Polda Metro Jaya.

Hal ini terkait pemberitaan yang mempertanyakan wawancara Hasht di salah satu media televisi.

Hashto juga menegaskan, kehadirannya merupakan bentuk tanggung jawab sekaligus memastikan hukum tidak dijadikan instrumen kekuasaan.

Hal itu disampaikan Hasto usai memberikan kuliah umum bertajuk “Dilema Intelektual di Masa Gelap Demokrasi: Persembahan Wisata Budaya pada Kuliah Peringatan Koentjaraningrat XXI/2024” yang diselenggarakan Forum Kajian Antropologi Indonesia (FKAI), Kampus FISIP UI, Depok. , Jawa Barat, Senin (03/06/2024).

“Iya betul, besok saya akan hadir dan ikut serta sebagai warga legislatif dalam panggilan yang ditujukan kepada saya untuk mengklarifikasi hal tersebut,” kata Hashto. Ketua Umum Relawan Demokrasi (Repdem), Wanto Sugito.

Diketahui, penyidik ​​Subdit Kamneg Ditreskrimum Polda Metro Jaya tengah mendalami kemungkinan tindak pidana penghasutan dan/atau penyebaran informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik yang memuat informasi palsu yang menimbulkan keresahan Masyarakat sebagaimana diatur dalam 160 KUHP dan/ atau Pasal 28 Angka 3 Ya. UU No.2024 1 Ayat 3 Pasal 45A jo perubahan kedua UU No. 11 tentang informasi dan transaksi elektronik.

Hasto dilaporkan Hendra dan Bayu Setiwan di Pusat Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polda Metro Jaya.

Hashto pun mengaku kaget dengan kasus yang mengakibatkan Polda Metro Jaya memanggil namanya. Alasannya hal itu dipertanyakan melalui wawancara Hasht di media massa televisi swasta nasional.

Dimana ia membeberkan dugaan praktik massal yang dilakukan beberapa partai pada pemilu 2024.

“Tapi saya sedikit kaget karena wawancara saya dengan salah satu media yaitu SCTV dipertanyakan. Walaupun fungsi partai untuk melakukan pendidikan politik, fungsi partai untuk melakukan komunikasi politik, namun fungsi partai adalah untuk melakukan komunikasi politik. tugas partai adalah menyelenggarakan pendidikan politik, tapi ini sangat baik karena sangat penting, sekalipun itu tentang pendidikan politik.” Termasuk mengatakan hal-hal yang tidak benar,” ujarnya.

Di sisi lain, politikus asal Yogyakarta ini menyebut banyak praktik kekuasaan hukum yang menjadi dilema.

Jadi ya, sebagai tanggung jawab saya, saya akan hadir sekaligus membela agar hukum tidak dijadikan alat kekuasaan, jelasnya.

Hasto melanjutkan, dirinya menghormati Polri dan TNI.

Selain itu, juga meniru apa yang dilakukan Jenderal Polisi Hoegeng dalam melindungi masyarakat.

“Bukan mereka yang mencoba mengkritik lalu mengadili melalui mekanisme Duma. Makanya saya datang dan mengimbau kader partai tetap tenang, anggota dan pendukung, karena kader PDI Perjuangan yang punya warisan perjuangan demokrasi. dari Bung Karno lalu Bu Meg. “Apa yang terjadi adalah bagian dari ritual hidup seorang politikus dan saya akan datang dengan penuh tanggung jawab,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *