Pemakaman Ismail Haniyeh: Salat Jenazah Digelar di Masjid Terbesar di Qatar

TRIBUNNEWS.COM – Doha, Qatar menjadi tempat pemakaman pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh yang diumumkan hari ini, Jumat (2/8/2024).

Hamas mengatakan para pemimpin Arab dan Muslim serta perwakilan faksi Palestina lainnya akan menghadiri upacara tersebut, seperti dikutip Arab News.

Sedangkan salat jenazah dilaksanakan di Masjid Imam Muhammad bin Abdul Wahhab, masjid terbesar di Qatar.

Al Jazeera melaporkan, pada siang hari waktu setempat, para pelayat mulai berkumpul di masjid terbesar di negara penghasil minyak tersebut.

Usai salat jenazah, jenazah Haniyeh dimakamkan di pemakaman di Lusail, sebelah utara ibu kota Qatar.

Qatar diketahui menjadi tempat tinggal Haniyeh bersama anggota politbiro Hamas lainnya.

Menurut media Qatar yang dikutip Anadolu Ajansi, jenazah Haniyeh tiba di ibu kota Qatar, Doha, dari Iran pada Kamis (8/1/2024).

Sebelumnya, upacara peringatan meninggalnya pemimpin Hamas itu digelar di Teheran, Iran, pada hari yang sama.

Upacara peringatan tersebut diadakan sebagai penghormatan terakhir Iran kepada Haniyeh yang meninggal di negaranya.

Haniyeh sendiri tewas dalam serangan yang menyasar tempat tinggalnya di Teheran, Iran, pada Rabu (31/7/2024).

Serangan tersebut tidak hanya menewaskan pemimpin Hamas, tapi juga salah satu pengawalnya.

Perunding Hamas berada di Iran untuk menghadiri pelantikan presiden baru negara itu, Masoud Pezeshkian, pada Selasa (30/07/2024).

Oleh karena itu, Iran merasa berkewajiban untuk membalas pembunuhan Haniyeh di kotanya.

Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan adalah tugas mereka untuk membalas kematian Haniyeh dalam serangan di negaranya.

“Kami menganggap tugas kami untuk membalas darahnya dalam insiden pahit yang terjadi di wilayah Republik Islam,” kata Khamenei.

Sementara itu, Iran telah melontarkan tuduhan pembunuhan terhadap Israel, Hamas, dan negara-negara lain.

Meski Israel tetap bungkam atas pembunuhan tersebut, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengisyaratkan keterlibatan Tel Aviv dalam pembunuhan tersebut.

Israel sebelumnya menghadapi kecaman internasional atas serangan brutalnya di Gaza sejak serangan 7 Oktober 2023.

Setidaknya 39.445 warga Palestina tewas, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak, dan lebih dari 91.000 orang terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.

Kebrutalan tersebut menyulut konflik antara Israel dan negara-negara Timur Tengah sekitarnya hingga saat ini.

(mg/mardliyyah)

Penulis magang di Universitas Sebelas Maret (UNS)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *