Pelita Air Komitmen Kurangi Dampak Emisi Karbon di Industri Penerbangan

Dilansir jurnalis Tribunnews.com, Nitis Havaroh

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pelita Air, maskapai penerbangan menengah, berkomitmen menyeimbangkan emisi karbon dan mengurangi dampak lingkungan untuk mendukung penerapan penerbangan berkelanjutan.

Agdya Yogandari, Sekretaris Perusahaan Pelita Air, mengatakan komitmen Pelita Air dalam mendukung penerapan penerbangan berkelanjutan telah ditunjukkan sejak keikutsertaannya dalam peluncuran BEI Carbon Exchange pada 26 September 2023. Momen tersebut menjadikan Pelita Air sebagai maskapai penerbangan pertama di Indonesia. Pendaftaran di IDX Carbon

Menurutnya, untuk mendukung inisiatif carbon offset, Pelita Air telah melakukan perhitungan kompensasi dan pengurangan menggunakan jejak karbon pada penerbangan perdana Jakarta-Banjarmasin pada 1 November 2023.

Selain itu, inisiatif keberlanjutan Pelita Air juga diwujudkan dengan menerapkan prosedur operasional ramah lingkungan pada setiap penerbangan. Agdya mengatakan, prosedur yang diterapkan Pelita Air tidak hanya untuk menghemat konsumsi bahan bakar, tetapi juga untuk mengurangi emisi yang dihasilkan dari aktivitas penerbangan komersial.

“Pelita Air memperluas penerapan prosedur operasi ramah lingkungan, salah satunya adalah penggunaan kemasan kertas daur ulang untuk makanan dalam penerbangan. Langkah ini kami ambil untuk mengurangi deforestasi serta penumpukan limbah kemasan makanan dalam penerbangan, juga berdampak pada lingkungan,” kata Agya dalam keterangannya, Jumat (21/6/2024).

Agdya mengatakan, keseriusan Pelita Air dalam mengurangi deforestasi juga ditunjukkan dengan penerapan operasi paperless yang dilakukan maskapai melalui teknologi Electronic Flight Bag (EFB).

EFB adalah perangkat navigasi digital yang terintegrasi dengan sistem operasi pesawat. Teknologi ini berfungsi mengumpulkan data guna meningkatkan kualitas penerbangan dan keselamatan penerbangan.

“Kami menjadi maskapai pertama di Indonesia yang memperoleh sertifikasi Level 2 Electronic Flight Bag (EFB) dan Digital Flight Package (paperless) dari NAVBLUE, anak perusahaan teknologi penerbangan dan aeronautika Airbus,” jelasnya.

Agdya mengatakan, penggunaan TKKS dapat mengurangi penggunaan kertas secara signifikan. Sebelum diperkenalkannya EFB, tercatat 2.599 lembar kertas digunakan untuk dokumentasi penerbangan di seluruh rute penerbangan Pelita Air.

“Dengan EFB, Pelita Air telah membantu mengurangi penggunaan kertas sejalan dengan komitmennya terhadap penerbangan yang lebih berkelanjutan,” ujarnya.

Sementara atas komitmen tersebut, Pelita Air berhasil meraih penghargaan internasional “Indonesian Sustainability Initiative of the Year – Aviation” oleh GovMedia, perusahaan media asal Singapura yang merupakan bagian dari Charlton Media Group.

Pelita Air mampu meraih penghargaan bergengsi tersebut melalui proyek Pelita Air Sustainability Initiative, sebuah strategi global untuk mengurangi dampak lingkungan dari aktivitas penerbangan. Inisiatif ini didasari oleh situasi industri penerbangan yang saat ini menghadapi tantangan berat untuk segera mengurangi dampak terhadap lingkungan.

“Penghargaan ini merupakan pengakuan atas upaya dan upaya berkelanjutan Pelita Air dalam mengurangi dampak lingkungan. Kami berterima kasih kepada seluruh masyarakat dan pemangku kepentingan yang telah bermitra dengan kami dalam inisiatif keberlanjutan ini,” jelas Agdya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *