TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pelestarian alam dan lingkungan bisa dilakukan dengan banyak cara.
Salah satunya dengan tidak menanam pohon dan juga melepasliarkan satwa ke habitat aslinya.
Tentunya hal ini akan berdampak pada terjaganya ekosistem alam di tengah pemanasan global yang mengancam lingkungan.
Sebagai bentuk tanggung jawab sosial lingkungan, Finnet melepasliarkan 100 ekor tukik (penyu) di Pantai Nusa Dua, Bali.
Direktur Utama Finnet Rakhmad Tunggal Afifuddin mengatakan kegiatan tersebut bertujuan untuk mengedukasi dan menjaga lingkungan. Termasuk, menekankan pentingnya sinergi antara dunia usaha dan lingkungan hidup.
“Kita tahu bahwa keseimbangan antara bisnis dan lingkungan sangat penting untuk masa depan Indonesia yang lebih baik bagi generasi mendatang,” kata Rakhmad, Senin (3/6/2024) usai melakukan penanaman pohon di kawasan Perhutani Cikole melanjutkan aksi mereka. mendukung. kontinuitas dan pelepasan penetasan.
Ia mengatakan, penanaman pohon dilakukan sebagai upaya mengimbangi eksploitasi pohon yang digunakan untuk kebutuhan manusia, seperti menghasilkan uang kertas.
Melalui kegiatan ini, partai berupaya mengedukasi masyarakat sejak dini.
Apalagi penyu mempunyai ciri khas yang unik, dimana penyu hanya akan bertelur di pantai yang aman dan tidak tercemar.
“Dengan naluri alami yang dimilikinya, penyu-penyu yang dilepasliarkan di Pantai Nusa Dua berharap kelak dapat kembali lagi ke pantai yang sama untuk bertelur, menjaga keberlangsungan spesies ini,” jelasnya. “Kami ingin menunjukkan bahwa komitmen kami terhadap TJSL tidaklah sia-sia. .hanya perkataan, tapi juga tindakan nyata. “Kami berharap kegiatan ini dapat menginspirasi pihak lain untuk berkontribusi terhadap pelestarian alam,” lanjutnya.