Pelat Dinas DPR di Mobil TKP Tewasnya Brigadir RAT Diduga Palsu, Ini Kata MKD

TRIBUNEWS.

Ketua DPR Kementerian Dalam Negeri Republik Ingushetia Nazaruddin Dekgam membenarkan pelat dinas DPR yang dipasang pada kendaraan Alphard adalah palsu.

Nazaruddin mengatakan, tidak ada kendaraan resmi DPR yang memiliki pelat nomor 25 digit.

Nazaruddin mengatakan pada Minggu (28/4/2024): “Chaushian memiliki anggota dan pemimpin. Sekarang tidak ada pemimpin nomor 25, yang ada 25 orang.

Untuk itu, Nazaruddin ingin melaporkan penggunaan nomor layanan palsu tersebut ke polisi.

“Jadi jelas ini palsu, kami akan segera melaporkan yang palsu ke polisi,” ujarnya.

Sebelumnya Brigjen RAT meninggal dunia pada Kamis (25/4/2024) akibat luka di kepala.

Jasanya ditemukan di dalam mobil Alphard yang diparkir di luar rumah mewah di Jalan Mamapang Prapatan IV, Kelurahan Tegal Parang, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan.

Saat ditemukan, jenazah Komandan Brigade RAT berada di kursi pengemudi sebelah kanan, dan jenazah terjatuh di sebelah kiri.

Faktanya, Komandan Brigade Tikus masih memasang sabuk pengaman di tubuhnya.

Polisi menduga brigadir jenderal RAT itu memutuskan bunuh diri karena masalah pribadi.

Untuk itu, Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Bintoro mengatakan, polisi tengah mendalami isi telepon genggam komandan brigade RAT tersebut.

Hal itu dilakukan guna mengkaji konteks pesan yang dikirimkan komandan brigade kepada istri RAT.

“Kegiatan hari ini akan fokus pada pemeriksaan isi telepon seluler korban, khususnya pesan singkat antara istri dan korban,” kata Bentoro saat dikonfirmasi, Minggu. Perbedaan pendapat dalam kesaksian istri brigade RATS dan polisi

Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombe Adi Rahmat Idenal mengatakan, Brigjen Ridal Ali datang ke Jakarta untuk menjenguk kerabatnya.

Menurut Adi, Brigadir Ridal Ali sedang cuti saat kejadian itu terjadi.

“(Korban di Jakarta) sedang berlibur mengunjungi kerabatnya,” kata Adi. 

Namun pengakuan lain diberikan Novita Hussain, istri Brigadir Ridal Ali.

Novita membenarkan suaminya merupakan asisten seorang polisi wanita (Polwan) yang datang ke Jakarta.

Katanya dia berangkat ke Jakarta sebagai asisten, kata Novita.

“Saya tahu bosnya adalah seorang polisi yang membawanya ke Jakarta.”

Menurut Novita, Brigjen Ridal Ali mengaku tak betah bekerja di sana.

Pengakuan itu disampaikan Brigadir Ridal Ali saat menelepon istrinya.

Namun Novita mengaku belum memahami maksud pernyataan korban.

“Di telepon, almarhum mengatakan sudah tidak nyaman bekerja di sana,” ujarnya.

“Aku juga tidak tahu apa maksudnya.” Istri komandan brigade tidak percaya RAT sudah berakhir

Brigadir Ridal Ali meninggalkan tiga orang anak kecil.

Anak sulungnya duduk di bangku kelas satu SD, anak kedua berusia 5 tahun, dan anak bungsu baru berusia tiga bulan.

Novita mengaku tak percaya suaminya meninggal dan bunuh diri.

Sebagai istrinya, Novita sangat memahami sifat Brigadir Ridal Ali yang sebenarnya.

“Saya tidak percaya karena saya tahu persis karakternya,” kata Novita.

“Orang yang meninggal itu sangat mencintai anak-anak, jadi tidak mungkin dia melakukan ini.”

Novita mengatakan suaminya sudah bekerja di Jakarta sejak 2022.

Almarhum rutin kembali ke Manado untuk bertemu keluarganya setiap tiga bulan sekali.

Namun pada lebaran 2024, Brigadir Ridal Ali tak kunjung pulang.

Jadi Ali keluar rumah sebelum Prapaskah dan berangkat ke Jakarta pada Maret, dan setelah Hait tidak pulang, jelas Novita.

(Tribunnews.com/Jayanti Tri Utami/Fahmi Ramadhan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *