Pejabat Israel Sebut Perang di Gaza Berlanjut hingga Akhir Tahun, Serangan Rafah Semakin Intensif

TRIBUNNEWS.COM – Seorang pejabat senior keamanan Israel mengatakan perang di Gaza mungkin akan berlanjut hingga akhir tahun ini.

Pejabat itu menambahkan bahwa tujuan mereka adalah untuk “menghancurkan Hamas”, meskipun tingginya jumlah korban sipil di wilayah tersebut.

“Kami mungkin memiliki waktu tujuh bulan berjuang untuk mengkonsolidasikan kemenangan kami dan mencapai apa yang kami definisikan sebagai penghancuran kekuatan militer dan kekuatan Hamas,” kata Penasihat Keamanan Nasional Israel Tzachi Hanegbi pada Rabu (29/05/2024). dilaporkan oleh. Arab baru.

Kemenangan bagi kami berarti menghancurkan kekuatan militer Hamas, mengembalikan seluruh sandera dan memastikan bahwa pada akhir perang tidak ada ancaman dari Gaza.”

Kata-kata Hanegbi menuai kecaman dari komunitas internasional atas serangan Israel di kota Rafah di Gaza selatan.

Penyerangan tersebut diberi label pembantaian karena banyaknya korban. Warga Palestina berduka atas jenazah kerabat mereka yang tewas dalam serangan Israel di kamp pengungsi internal Rafah pada 27 Mei 2024, dalam pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas. (AFP/EYAD BABA)

Pasca kejadian tersebut, komunitas internasional meminta Israel menghentikan operasi militer di Gaza, mengikuti perintah Mahkamah Internasional (ICJ) untuk menghentikan serangan terhadap kota tersebut.

Militer Israel telah meningkatkan kekuatan dan skala serangannya.

Banyak pengungsi Palestina melarikan diri ke daerah lain di Jalur Gaza karena ancaman pemboman Israel dan kekurangan makanan serta kebutuhan lainnya.

Serangan dilakukan di Rafah, tempat ribuan warga Palestina mengungsi, Khan Younis, dan kamp Jabalia di daerah tersebut.

Setidaknya 21 warga Palestina tewas pada Selasa (28/5/2024), termasuk 13 perempuan dan anak perempuan.

Mereka tewas dalam serangan terhadap tenda pengungsi bersama keluarga pengungsi di kota Al-Mawasi, dekat kota Rafah di Gaza selatan, yang menuai kritik dan kemarahan dari negara-negara yang bergolak. Israel mempunyai strategi di perbatasan antara Gaza dan Mesir

Juga dikutip oleh surat kabar The New Arab, dalam perkembangan baru, seorang pejabat militer Israel mengatakan pada hari Rabu bahwa pasukannya telah berhasil menduduki jalan Philadelphi di perbatasan antara Jalur Gaza dan Mesir.

“Itu tidak berarti kita harus mengerahkan pasukan sepenuhnya, tapi itu berarti kita bisa mengendalikan dan mempunyai kemampuan untuk memutus jalur oksigen yang digunakan Hamas untuk mengekstraksi dan memindahkan minyak di dalam dan sekitarnya.” kata petugas itu.

Pejabat tersebut mengatakan bahwa dalam 10 hari tentara Israel mencapai kawasan Rafah, mereka menemukan 20 terowongan yang melewati Mesir dan informasi ini diteruskan ke Mesir. Blinken: Israel harus memperkenalkan program pascaperang secepat mungkin

Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan pada hari Rabu bahwa Israel memerlukan rencana pascaperang sesegera mungkin setelah seorang pejabat senior memperkirakan perang di Gaza akan berlangsung hingga akhir tahun.

“Tanpa rencana untuk hari berikutnya, tidak akan ada hari setelahnya. Dan ke sanalah kita harus pergi dan (apa) yang harus kita dapatkan, secepat mungkin,” kata Blinken kepada media saat mengunjungi Moldova. Jumlah korban

Kantor berita tersebut melaporkan, mengutip situs Aljazeera, setidaknya 36.171 warga Palestina tewas sementara 81.420 orang terluka dalam perang yang dilancarkan Israel di Gaza pada 7 Oktober.

Korban tewas di Israel akibat serangan Hamas telah mencapai sedikitnya 1.139 orang, sementara banyak orang terus ditahan di Gaza.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *