Pegiat Literasi Digital Jelaskan soal Bahaya Tersembunyi dalam Pemanfaatan Internet

Wartawan Tribunnews.com, Raza Denny melaporkan

 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Aktivis pendidikan digital Indonesia Moh. Rauf Azizi mengingatkan kita akan manfaat dan bahaya penggunaan Internet.

 

Azizi menganjurkan penggunaan internet untuk melakukan hal-hal baik (positif), berkreasi sambil tetap aman berinternet.

 

Hal itu diungkapkan Azizi saat menjadi pembicara pada Jaringan Baca Digital Satuan Pendidikan yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama Dinas Pendidikan Daerah Jambi, Kabupaten Muaro Jambi, pada Jumat (27/9/2024). ). ) 

Dalam diskusi online bertajuk “Positif, Kreatif dan Aman di Internet,” Rauf mengatakan, di balik kemewahan dan keindahan Internet, banyak ancaman kriminal yang tersembunyi. Oleh karena itu, penting untuk memahami bahaya tersembunyi dari penggunaan Internet. 

 

 

 

“Bahaya yang ada di Internet antara lain cyberbullying atau penyalahgunaan dan pelecehan, penipuan online yaitu penipuan informasi dan penipuan transaksi online, pornografi, perjudian online, dan penguntitan online,” jelas Moh. Rauf Azizi dalam debat virtual yang dipimpin moderator Nabila Amanda Putri, dalam keterangannya.

 

Hal lain yang perlu diperhatikan ketika berada di dunia maya, menurut Rauf, aktivitas di Internet akan meninggalkan jejak digital, baik pasif maupun aktif. Pelacakan digital yang disimpan di Internet bersifat permanen dan tidak dapat dihapus dengan mudah.

Potensi negatif dari jejak digital kita di Internet, seperti spoofing atau upaya memperoleh informasi data dengan teknik spoofing. Pemalsuan, pengungkapan informasi pribadi (pencemaran nama baik), serta hal-hal yang perlu diperhatikan saat melamar pekerjaan, kata. Rauf

 

Untuk menjaga jejak digital, tambah Rauf, jaga privasi akun media sosial, unggah hanya hal-hal positif di media sosial, rencanakan dan bagikan informasi, jangan bagikan informasi sensitif seperti nomor telepon, paspor atau KTP, password dan rumah. alamat

 

 

 

“Jangan lupa, gunakan password yang kuat dan sulit ditebak, jangan mudah berbagi atau memprovokasi dan menyebarkan berita negatif, berpikir dua kali sebelum memposting, ciptakan image yang baik, karena jejak digital adalah cerminan diri Anda di dunia digital. , “Moh. Penutup Rauf Azizi di hadapan para siswa yang mengikuti diskusi dengan mengadakan jam (nobar) bersama dari sekolahnya.

Beberapa sekolah di wilayah Muaro Jambi saat ini sedang melaksanakan sesi diskusi secara daring, antara lain: SMPN 1, SMPN 2, SMPN 6, SMPN 7, SMPN 8, SMPN 9, SMPN 10, SMPN 11, dan SMPN 12 Muaro Jambi. Lalu, SMAN 1, SMAN 2, SMAN 4, SMAN 6, SMAN 8, dan SMAN 10 Muaro Jambi. 

 

Dari sudut pandang berbeda, E. Rizky Wulandari, dosen Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Almamater Surabaya (STIKOSA AWS), meminta pengguna digital untuk turut serta menciptakan lingkungan internet yang positif, kreatif, dan aman melalui nilai-nilai digital.

 

Manfaat menjaga netkit di dunia maya, menjaga komunikasi tetap sehat di dunia maya. Mengurangi cyberbullying, menciptakan lingkungan yang aman bagi semua,” jelas E. Rizki Vulandri.

 

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Muaro Jambi Firdaus menyoroti pentingnya budaya digital dalam pendidikan saat ini. Artinya, meningkatkan keterampilan, meningkatkan pembelajaran, mempersiapkan masa depan dan mendorong kreativitas.

 

“Budaya digital membantu siswa menghadapi tantangan dan peluang era digital, mempersiapkan mereka untuk sukses di dunia kerja. “Budaya digital mendorong mahasiswa untuk mengeksplorasi dan mengekspresikan kreativitasnya melalui berbagai platform digital,” pungkas Firdaus.

 

Webinar yang diselenggarakan di Kabupaten Muaro Jambi ini merupakan bagian dari program Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD). GNLD diselenggarakan untuk mempercepat transformasi digital di sektor pendidikan. 

 

Sejak dimulainya tahun 2017 hingga akhir tahun 2023, acara tersebut dilaporkan telah dihadiri oleh 24,6 juta orang. Inisiatif ini diharapkan dapat meningkatkan angka literasi digital 50 juta masyarakat Indonesia pada akhir tahun 2024.

 

Literasi digital menjadi penting, karena – menurut hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) – pada tahun 2024 pengguna Internet di Indonesia akan mencapai 221,5 juta orang dari total 278,7 juta orang di Indonesia.

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *