Pedangdut Cantik yang Disawer SYL Rp 100 Juta Tak Lolos ke Senayan Hingga Kesedihan Surya Paloh

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Penyanyi dangdut cantik Nayunda Nabila masuk dalam dakwaan kasus dugaan pemerasan dan gratifikasi yang melibatkan mantan Menteri Pertanian (Menton) Syahrul Yasin Limpo (SYL).

Nama lengkap pemiliknya, Nayunda Nabil Nizran terungkap saat persidangan dugaan pemerasan dan euthanasia terhadap SYL.

Nayunda Nabila disebut mendapat sokongan anggaran Kementerian Pertanian (Kementon) saat diundang ke acara yang diselenggarakan SYL.

Nyunda Nabila adalah penyanyi dangdut asal Makassar, Sulawesi Selatan, satu daerah dengan SYL.

Terungkap di pengadilan, SYL punya kebiasaan mengundang penyanyi saat perayaan dan membayar hingga 100 juta rupiah.

Namun ternyata biaya penggergajian kayu Singer berasal dari anggaran Kementerian Pertanian, bukan dari uang pribadi SYL.

Selain dikenal sebagai penyanyi dangdut, Nayunda Nabila sempat menjadi calon legislatif (caleg) pada pemilu 2024.

Nayunda Perindo mencalonkan diri sebagai wakil DPR RI dari partai.

Namun, dia belum lolos ke Sanyan karena Perindo gagal melewati ambang batas parlemen.

Kembali ke pertanyaan bagaimana Nayunda mendapatkan Swaran dari SYL.

Hal itu diungkapkan Arif Sopian, saksi yang juga mantan Koordinator Materi Internal Kementerian Pertanian (Kementon), saat sidang beberapa hari lalu.

Awalnya, jaksa menanyakan belanja Kementerian Pertanian untuk “hiburan”.

Arif kemudian menjawab, uang hiburan itu untuk penyanyi atau “penyanyi” yang diundang ke acara yang diselenggarakan SYL.

Makanya saya tanya, karena saksi beberapa kali menyebutkannya.

“Kurang lebih 50 hingga 100 juta rupiah, kiriman uang untuk hiburan.”

“Apa yang dimaksud dengan hiburan?” – tanya jaksa di sidang pengadilan.

“Kadang kalau ada acara, ada penyanyi yang diundang untuk tampil. Faktanya, ada penyanyi di setiap acara. Kami membayar penyanyinya,” katanya.

“Bayar untuk penyanyi yang didatangkan?” tanya jaksa.

– Iya betul,- jawab Arif.

Kemudian jaksa mengumumkan salah satu nama yang disebutkan dalam hasil pemeriksaan adalah penyanyi Nayada.

Arif membenarkan Nayunda digaji Kementerian Pertanian.

“Khususnya yang pergi ke Nayunda. Kalau dicek, ternyata Nayunda adalah seorang idola yang sedang naik daun. Berapa kali kamu ke Nayunda’s?” – tanya jaksa.

“Hanya sekali,” jawab Arif. Gambar Nayunda

Nama Nayunda Nabila mulai tenar setelah ia menjadi runner-up atau runner-up ajang pencarian bakat Rising Star Indonesia Dangdut 2021.

Nayunda Nabila sebelumnya pernah mengikuti ajang Indonesian Idol Season 7 pada tahun 2012 namun gagal lolos.

Wanita kelahiran Maksar, 8 Juni 1991 ini, memang bercita-cita menjadi penyanyi profesional sejak kecil.

Nayunda Nabila lulus dari SMA 3 Makassar pada tahun 2009.

Beliau kemudian pindah ke Jakarta dan melanjutkan studi di Fakultas Hukum Universitas Trishakti pada tahun 2016.

Setelah menempuh pendidikan selama 4 tahun, Nayunda Nabila berhasil memperoleh gelar Sarjana Hukum dari kampus universitas tersebut.

Sebelum terjun ke dunia hiburan, Nayunda pernah menjadi pengisi acara di Trans Studio Makassar setelah lulus SMA Nabil pada tahun 2009 hingga 2011.

Pada tahun 2011, ia kembali bekerja dengan klien di Bank Mega.

Ia juga pernah menjadi penyanyi dan produser DJ Sumantri di bawah label Sony Music pada tahun 2013-2015.

Sebagai penyanyi, Nayunda Nabila telah banyak menciptakan komposisi dan bergabung dengan label 18 Musik.

Bersama label ini, ia merilis single pertamanya di tahun 2017 bertajuk “Tired of Defeat”.

Setahun kemudian, ia merilis single keduanya yang berjudul “Bas Mein Jhain Ki Pyaar Ki Hai”.

Februari lalu, Nayunda Nabila kembali merilis lagu dangdut bertajuk “Setia Selamanya”.

Ia pun resmi menjadi pengacara pada Oktober 2023.

Nabila dilantik menjadi pengacara di Pengadilan Tinggi Makassar. THR disalurkan Rp 750 juta

Selain penyanyi, SYL juga menggunakan dana Kementerian Pertanian untuk membayar cuti (THR) anggota Fraksi Nasdam partai tersebut.

Pengungkapan itu terjadi setelah Jaksa KPK (JPU) merilis Berita Acara Pemeriksaan Saksi (BAP) soal THR kepada anggota Fraksi Nasdaq partai tersebut.

BAP yang terungkap merupakan keterangan saksi Arif Shopian, Pejabat Barang dan Jasa Konsumen Kementerian Pertanian, yang disampaikan pada sidang berikutnya dalam kasus korupsi Kementerian Pertanian yang melibatkan mantan Menteri Pertanian tersebut. . , Syahrul Yasin Limpo (SYL) diwakili sebagai terdakwa.

Sidang digelar pada Senin (29/04/2024) di Pengadilan Tipikor pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

BAP yang dibacakan jaksa mengungkapkan, THR yang diberikan kepada anggota DPR dari kelompok Nasdam mencapai 750 juta rupiah.

Uang tersebut diberikan kepada Muhammad Hatta, mantan Direktur Departemen Alat dan Mesin Kementerian Pertanian.

Seingat saya, jumlah uang yang ditransfer ke Mohammad Hatta untuk TVP ada 5 orang, yaitu Ketua Komisi IV DPR RI, Ketua Fraksi Nasdem, dan tiga anggota Fraksi Nasdem DNR RI. Secara keseluruhan. Uangnya 750 juta,” kata kuasa hukum KPK membacakan BAP kepada hakim Arif.

Berdasarkan BAP, Arif mencatat seluruh bingkisan tersebut dalam buku pesan berwarna hijau yang berlogo Kementerian Pertanian.

Disebutkan, catatan itu dibuat pada April 2022.

Sejumlah Rp 750 ribu disumbangkan ke ruang kerja Mohammad Hatta di gedung Kementerian Pertanian.

Rekan saya Agung Mahindra dan Kurniawan Zain mentransfer uang tersebut secara bertahap, kata jaksa.

BAP Arief juga mengungkapkan, uang sebesar R750 juta diterima dari pejabat Eselon I Kementerian Pertanian.

Arif selaku saksi pun mengamini BAP yang dibacakan jaksa sebagai keterangannya.

“Setahu saya, sumber dananya adalah usaha patungan atau joint venture dengan Eselon I Kementerian Pertanian RI. Benar, apa buktinya?” tanya jaksa.

“Iya betul,” jawab Arif di persidangan.

Terkait pembayaran THR ini, KPK membuka kesempatan memanggil anggota komisi IV DPR penerima THR dari SYL untuk sidang.

Juru Bicara KPK Ali Fikri mengatakan, keputusan tersebut merupakan hak prerogratif tim Jaksa Penuntut Umum (JPU).

Nantinya JPU akan mempertimbangkan urgensi apakah surat dakwaan tersebut benar-benar memerlukan keterangan saksi dari anggota komisi DNR IV, kata Ali kepada wartawan KPK, Kamis (2/5/2019) di Gedung Putih, Jakarta Selatan. 2024). Duka Surya Paloh

Sementara itu, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh mengeluhkan perilaku SYL yang menggunakan anggaran Kementerian Pertanian untuk kebutuhan pribadi dan keluarga.

Diketahui, dalam persidangan terungkap SYL menggunakan anggaran Kementerian Pertanian untuk membiayai ulang tahun cucunya, dan juga membayarkan THR kepada beberapa anggota Fraksi Nardem DPR RI.

“Saya benar-benar tidak tahu. Dan saya sedih saja kalau hal-hal itu tujuannya apa,” kata Surya Paloh, Kamis (2/2/2018) saat ditemui di gedung Akademi Pertahanan Nasional Nasdaq (ABN), Pancorn. ,- kata Jakarta 5/2024).

Palokh mengungkapkan kesedihannya karena partainya mengusung politik tanpa mahar.

Paloh juga menegaskan, kampanye politik tanpa mahar tidak boleh hanya sekedar retorika atau omong kosong anak buahnya.

Katanya: “Kita sibuk mengkampanyekan kebijakan bebas mahar, itu bukan sekadar retorika, memang benar, jadi tidak ada yang namanya kesempurnaan, apalagi yang sekecil ini.”

Saat itu, Paloh mengatakan, jika SYL membutuhkan dana sekecil itu, mereka tetap bisa menyediakannya.

Dalam hal ini, SYL tidak perlu melakukan tindakan yang justru merugikan masyarakat.

Sayangnya, kata Plo, SYL tidak mengambil jalan itu dengan menanyakannya langsung.

“Saya sendiri bisa bayar segitu kalau minta. Sayang kalau saya yang minta,” ucapnya.

Dengan kondisi tersebut, Paloh meminta agar kasus SYL menjadi pelajaran bagi seluruh pejabat pemerintah, termasuk kader Nasdem.

“Tapi kita tidak mendukungnya, saya selalu bicara asas praduga tak bersalah. Entah apa lagi yang melatarbelakanginya. Saya harap itu menjadi pelajaran yang baik,” kata Paloh.

Sumber: Tribunnews.com/Ashri Fadilla/Igman Ibrahim

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *