PB PGI Dorong Obat, Alkes dan Vaksin Bisa Diproduksi di Dalam Negeri

Tribun News.com, Jakarta – Sektor kesehatan berperan besar dalam menyelesaikan permasalahan yang perlu diselesaikan bangsa ini. Menteri Kesehatan sebagai kapten harus bisa bersinergi dengan semua pihak dalam pembangunan kesehatan.

Selain itu, penelitian-penelitian kesehatan yang inovatif juga harus didukung terutama oleh lembaga-lembaga pendidikan, sehingga dapat menghasilkan produk-produk yang terjangkau dan dapat digunakan oleh masyarakat.

Terkait hal tersebut, Ketua Pengurus Besar Masyarakat Gastroenterologi Indonesia (PGI) Prof. Dr Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH, MMB, FACP, FACG mengatakan salah satu penelitian kesehatan baru yang harus segera digalakkan adalah upaya mandiri untuk menghasilkan obat, vaksin, dan alat kesehatan yang dapat diproduksi di dalam negeri.

“Bahkan sejumlah perusahaan farmasi dalam negeri sudah menerima produknya di negara tetangga. Di satu sisi, pendanaan BPJS yang tidak terbatas juga harus dibatasi. Harus ada regulasi yang kuat untuk mengurangi impor produk alat kesehatan dan pemerintah harus mendorongnya,” dorong pemerintah. penggunaan produk inovasi lokal yang nyatanya tidak kalah dengan produk luar negeri,” kata Profesor Ari Fakhrial dalam keterangannya yang diperoleh Tribun, Senin (1/1.6/2025).

Menurut Prof. Ya Fahriyal, saat ini kita harus melihat negara-negara Asia lainnya yang sedang berkembang pesat dalam produksi alat kesehatan berteknologi tinggi, seperti India, China, dan Turki yang juga mengikuti perkembangan produksi teknologi tinggi dari Korea dan Jepang.

Bahkan saat ini, kata dia, aksesoris untuk prosedur endoskopi lambung masih diimpor. “Ketika alat-alat kesehatan ini sudah tersedia di pasar Indonesia, para dokter pasti akan dengan senang hati menggunakan produk dalam negeri yang berkualitas. Terakhir, selalu ada harapan untuk Indonesia sehat, dan dirasakan bahwa profesi kedokteran serta institusi pendidikan kedokteran dan kesehatan telah banyak membantu. diajak berdiskusi dan bekerja sama “untuk mencapai titik dimana kita tertinggal dalam pembangunan kesehatan,” kata Profesor Ari Fahriyal.

Lebih lanjut, Prof. Ari Fahriyal juga menjelaskan peran organisasi profesi, baik lembaga pendidikan, lembaga sosial, swasta, dan lembaga pemerintah lainnya, yang berperan penting dalam pembangunan kesehatan. Pada periode 2024, ia melihat kerja sama Kementerian Kesehatan dengan mitra di bidang pembangunan kesehatan belum berjalan baik.

Di bidang pembangunan kesehatan, seluruh elemen masyarakat turut ambil bagian dalam bidang kesehatan dan mengapresiasi kontribusi terbaik masyarakat dalam menghilangkan permasalahan kesehatan yang ada.  

Persatuan Gastroenterologi Indonesia (PGI) turut serta dalam pembangunan kesehatan khususnya bidang gastroenterologi dalam hal pendidikan kedokteran berkelanjutan, generalis, spesialis dan subspesialis di bidang gastroenterologi. Peningkatan kapasitas tenaga ahli, melakukan penelitian multicenter, termasuk uji klinis dan edukasi berkelanjutan kepada masyarakat secara langsung melalui seminar dan webinar serta media sosial,” ujarnya.

PB PGI, lanjut Prof. Ari Fahrial juga terus memperbarui Konsensus Gastroenterologi Berbasis Bukti sebagai pedoman bagi tenaga medis di seluruh Indonesia. PB PGI secara rutin mengirimkan tenaga ahli ke BPOM untuk memberikan pendapat ahli mengenai obat baru di Indonesia. PB PGI aktif mengirimkan topik Pengkajian Teknologi Kesehatan (Medical Technology Assessment). PB PGI juga turut serta sebagai tim ahli dalam penyusunan Formularium Obat Nasional.

“Setahun terakhir Kementerian Kesehatan berupaya keras menerapkan UU Kesehatan 17 Tahun 2023 dan turunannya PP N0 28 Tahun 2024. Namun upaya tersebut nampaknya kurang tepat bahkan dilakukan secara cepat sehingga berdampak pada ditinggalkannya upaya tersebut. yang telah dibuat sebelumnya.

Menurut Prof. Menurut Aria Fakhrial, bentrokan yang terjadi jika tidak diantisipasi dengan baik akan berujung pada perang yang berkepanjangan. Transformasi kesehatan, yang memiliki enam pilar utama, termasuk layanan kesehatan primer, layanan rujukan, jaminan kesehatan, pembiayaan kesehatan, sumber daya kesehatan, dan teknologi, telah dilaksanakan dengan tingkat keberhasilan yang bervariasi.

Banyak peraturan yang telah dikeluarkan untuk mendukung hal tersebut, namun permasalahan utamanya adalah jangkauan implementasinya, terutama dari sisi distribusi dan evaluasi berkelanjutan, yang menunjukkan bahwa program-program yang berasal dari enam pilar transformasi kesehatan masih menghadapi berbagai kendala

Kendala utamanya adalah upaya kerjasama antara pemerintah pusat dan daerah serta masyarakat, termasuk tenaga kesehatan.

“Ego sektor ini masih kuat dalam pembangunan kesehatan saat ini. Konsep sistem kesehatan akademis yang dimulai pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sepertinya setengah hati didukung oleh Kementerian Kesehatan saat ini. dapat dilaksanakan secara berkesinambungan dan didukung penuh, dapat menyelesaikan berbagai permasalahan “Kesehatan di Indonesia terlibat dalam implementasi enam pilar transformasi kesehatan,” kata Profesor Ari Fahrial.

Lanjutnya, konsep Academic Health System (AHS) memadukan peran Kementerian Kesehatan dengan rumah sakit vertikal, lembaga pendidikan dengan sumber dayanya, antara lain sumber daya manusia, fasilitas pendidikan, penelitian, dan fasilitas kesehatan yang juga memiliki sifat pendidikan. Instansi maupun pemerintah daerah mencakup masyarakat termasuk sumber daya manusia kesehatan yang potensial.

“Tujuan AHS tidak hanya menciptakan sumber daya kesehatan yang andal, tetapi juga memberikan pelayanan kesehatan yang kompeten dan diarahkan untuk mencapai berbagai tujuan pembangunan kesehatan.

Melalui konsep AHS, pembiayaan kesehatan menjadi lebih efisien, alokasi tenaga kesehatan ditingkatkan, penelitian kesehatan inovatif digalakkan, yang pada akhirnya menghasilkan pembiayaan kesehatan dan upaya pencegahan penyakit yang efektif. “Melalui AHS terjadi pembagian sumber daya dengan seluruh mitra yang ada,” pungkas Profesor Ari Fahrial.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *