Laporan dari reporter Tribunnews.com Fersianus Waku
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pendeta Marcus Solo Kewuta SVD dari Dikasteri Dialog Antaragama Vatikan mengaku mendapat informasi Paus Fransiskus akan merampungkan kesepakatan dengan pemerintah Indonesia melalui sebuah dokumen.
“Saya sendiri, selama ini (dalam hal ini) sudah dapat informasi, namanya informasi, jadi belum resmi, nanti ada semacam kesepakatan,” kata Markus melalui sambungan Zoom Meeting saat diskusi di Kecamatan Pamulang, Selatan. . Tangerang, Banten, Sabtu (20/7/2024).
Marcus berharap dokumen yang disepakati Paus Fransiskus dengan pemerintah bukan sekadar salinan dokumen bersejarah bernama Deklarasi Abu Dhabi.
“Ada juga dokumen yang mungkin keluar, dan saya berharap dokumen ini bukan sekedar salinan atau tiruan dari dokumen terkenal Abu Dhabi,” ujarnya.
Ia menuntut agar dokumen tersebut memenuhi kebutuhan Indonesia dan kepentingan Vatikan.
Menurut Marcus, dokumen seperti itu sebenarnya bukan suatu keharusan ketika Paus Fransiskus berkunjung ke suatu negara.
Namun jika dirasa ada manfaatnya atau ada urgensi atau urgensinya, maka bisa dibuatkan dokumennya, ujarnya.
Ia menilai penandatanganan dokumen tersebut tentu saja sangat penting untuk memiliki pedoman orientasi kebijakan.
“Kami berharap itu benar-benar ada dan menjadi penting untuk dokumen masa depan bagi negara kita dan Vatikan,” tegas Markus.
Paus Fransiskus berencana mengunjungi Indonesia pada 3 hingga 6 September 2024.
Dalam kunjungan tersebut, Paus Fransiskus dijadwalkan bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Ia juga akan menggelar upacara Ekaristi atau misa bersama puluhan ribu umat Katolik di Stadion Gelora Bung Karno (GBK).
Selain itu, Paus dijadwalkan bertemu dengan perwakilan lintas agama di Masjid Istiqlal Jakarta, serta beberapa kunjungan lainnya.