PAUD di Wilayah Kumuh, Bantu Anak Keluarga Prasejahtera Capai Potensi Maksimal Lewat Pendidikan

Laporan jurnalis Tribunnevs.com Willem Yonata

TRIBUNNEVS.COM – Keterbatasan ekonomi yang dialami banyak keluarga rentan perkotaan menyebabkan anak-anak tidak menerima perawatan yang cermat dan tepat dari orang tua atau wali mereka.

Ketika orang tua sedang bekerja, mereka terpaksa meninggalkan anak-anak mereka bersama anak yang lebih besar atau kerabat dekat, dan banyak dari mereka yang akhirnya menitipkan anak mereka pada tetangga yang dapat dipercaya.

Hal inilah yang mendasari Yayasan Dharma Kasih (IDK) dan Yayasan Panti Nugraha (IPN) berkolaborasi dengan Childfun International di Indonesia untuk selalu berupaya menciptakan dunia di mana anak memperoleh hak-haknya dan memaksimalkan potensinya melalui pendidikan.

“Menyadari hal ini, kami berkoordinasi dengan pemangku kepentingan setempat, termasuk pejabat dan kelompok bawahan di RV/RT, serta kemandirian,” jelas pemimpin proyek Pembangunan dan Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Eksi Vibakti.

Di Banten dan Jakarta, bekerja sama dengan IDK sejak tahun 1981 dan Yayasan Panti Nugraha (IPN) sejak tahun 1984, ChildFund International di Indonesia telah mendukung anak-anak dan keluarga di 15 kecamatan di 5 kota/kabupaten.

Salah satu pekerjaan penting yang dilakukan IDK dan IPN adalah membantu keluarga yang terdampak COVID-19 pada tahun 2020.

“Banyak keluarga kurang mampu secara ekonomi mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan dasar keluarga, termasuk pendidikan anak-anaknya.” “Bantuan tunai melalui POST Indonesia telah kami salurkan kepada 630 KK atau 2.191 jiwa di wilayah Tangerang dan Jakarta Barat,” lanjut Eksi Vibakti.

Sementara di Jakarta Selatan, tempat IPN beroperasi, bantuan tunai ini menyasar 950 keluarga atau 4.039 jiwa.

“Kami juga menyediakan tempat cuci tangan ramah anak dan ramah COVID-19 di lokasi-lokasi strategis.” Samsul Bahri, pimpinan proyek IPN mengatakan: “Kami telah mengembangkan ribuan selebaran yang berisi informasi mengenai COVID-19 dan cara pencegahannya dari rumah masyarakat atau lokasi penting lainnya.”

Lebih lanjut Eksi menjelaskan, salah satu program yang berhasil dilaksanakan antara lain penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang menganggap wilayah perkotaan yang mendukung IDK adalah wilayah perkotaan yang miskin, padat penduduk, dan tercemar. Wilayah Jakarta Barat dan Tangerang.

Tidak berhenti pada usia prasekolah, program di Banten dan Jakarta Barat juga menjangkau anak-anak usia sekolah dasar dan menengah melalui Pendidikan Kecakapan Hidup dan Literasi Keuangan (PKHLK).

Usia ini merupakan masa transisi baik secara fisik, psikologis, sosial dan kognitif yang dipengaruhi oleh lingkungan termasuk dunia digital.

Sebagai bentuk intervensi dalam situasi ini, IDK berkoordinasi dengan staf PAUD dan tutor untuk mengembangkan keterampilan hidup anak, termasuk keterampilan hubungan positif, komunikasi dan pengetahuan keuangan sesuai usia masing-masing individu melalui kelompok remaja di setiap RV, sebagai upaya terhadap anak-anak. bersiap secara sosial. semangat menghadapi tantangan dan perubahan zaman.

Tak hanya anak, orang tua juga mendapat bekal agar bisa menyikapi perkembangan anaknya dengan tepat.

“Kami membentuk kelompok anak-anak usia 10-14 tahun di daerah pendampingan, di mana kami secara rutin meningkatkan kecakapan hidup agar anak-anak dan remaja tersebut dapat menyadari diri dan potensinya, memahami bahwa lingkungan dapat memberikan pengaruh yang baik dan memahami arti uang.” “Bagaimana cara membelanjakan, menabung dan memberi contoh kepada rekan-rekan”, tambah Eksi.

Untuk mengatasi permasalahan kekerasan terhadap anak, Yayasan Panti Nugraha yang beroperasi di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur memberikan perhatian khusus pada perlindungan anak melalui Program Perlindungan Anak Terpadu Masyarakat (PATBM) dan pendampingan hukum.

Guna meningkatkan kapasitas tim PATBM, pada bulan Desember 2022, IPN menyelenggarakan pelatihan dasar paralegal bagi 20 anggota PATBM yang berasal dari Kecamatan Chilandak Barat dan Lebak Bulus.

Pada tahun 2023, mereka akan dilantik oleh BPHN/Kemenkumham dan mendapat sertifikat serta kartu anggota yang sah dari BPHN/Kemenkumham.

Hal itu mereka dapatkan setelah 3 bulan melakukan pemutakhiran undang-undang dan melakukan audiensi dengan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), polisi, LPSK, DP3A dan PPAPP.

“Dengan adanya paralegal ini, kami berharap anak-anak, remaja, dan masyarakat dapat hidup dalam lingkungan yang aman dan terlindungi dari tindakan kekerasan.” Samsul menjelaskan, “Memiliki paralegal dan PABM/PATBM juga secara langsung meningkatkan dukungan terhadap kasus-kasus kekerasan terhadap anak dalam melanggar hukum dan membantu melakukan advokasi terhadap kasus-kasus kekerasan terhadap anak.

Ia mengumumkan bahwa pada tahun 2024, paralegal dan PATBM yang dikembangkan oleh IPN dan ChildFund International di Indonesia akan dapat membantu dalam kasus-kasus konflik dengan hukum, dan 4 kasus telah diselesaikan oleh polisi.

Husnul Ma’ad selaku Country Director ChildFund International di Indonesia menjelaskan bahwa upaya organisasinya fokus pada menghubungkan anak-anak dengan komunitas, organisasi, dan sumber daya untuk memastikan bahwa mereka berkembang dengan sehat, terdidik, terampil, dan yang terpenting aman, baik di lingkungan sekolah maupun di rumah . , atau daring.

Keberhasilan ini tentunya tidak terlepas dari kerja keras seluruh mitra, komunitas, pemerintah, donor, sponsor dan pemangku kepentingan yang berkomitmen untuk terus memberikan dukungannya.

Untuk itu Husnul mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang selalu berkontribusi dalam perjalanan ChildFund International selama 50 tahun terakhir di Indonesia.

“Kami berharap ke depan, dukungan ini dapat menginspirasi banyak aktor lain untuk ikut ambil bagian dalam menciptakan dunia di mana anak-anak dapat memiliki hak dan kesempatan,” kata Husnul Maad untuk memaksimalkan potensinya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *