Pasukan Ukraina Terkepung di Sudzha, Rusia Menggempur Lewat Udara dan Drone

TRIBUNNEWS.COM – Ketakutan negara-negara Barat yang mendukung Ukraina semakin besar bahwa serangan Kursk akan gagal.

Upaya komandan tentara Oleksandr Syrsky untuk menyerang provinsi Rusia di perbatasan negara tersebut gagal.

Dengan pasukan elit menguasai beberapa desa dan kota kecil di Sudzha, Rusia enggan mengirimkan banyak pasukannya.

Bahkan, mereka kini disebut bisa berpindah-pindah kawasan karena terkepung.

Vladimir Putin baru saja mengirimkan ratusan tentara bayaran Beruang PMC untuk memperkuat Penjaga Perbatasan, penuh dengan batalyon Akhmat dari Chechnya hingga wilayah Kursk.

Namun serangan militer Rusia semakin kuat karena lebih banyak menggunakan senjata elektronik. Mereka kebanyakan menyerang pasukan Zelensky dengan serangan udara dan drone.

Dalam situasi jalan Sumy di perbatasan Kursk, Ukraina, Rusia di masa lalu terus melakukan pengeboman yang dianggap sebagai gudang dan depo militer.

Pada Selasa (3/9/2024), Russia Today mengumumkan bahwa tindakan Ukraina saat ini terhenti. Diprediksi sebentar lagi peristiwa ini akan menjadi medan pertempuran tanpa medan perang yang jelas.

Tentara Rusia melancarkan serangan terhadap beberapa pemukiman, termasuk desa Korenevo, Kremyanoye, Malaya Lonya, Martynovka, Bork dan tempat lainnya.

Menurut media Moskow, pasukan Ukraina telah mendatangkan malapetaka di wilayah tersebut dalam seminggu terakhir dengan serangan terhadap konvoi militer dan kelompok teroris kecil, sementara serangan tersebut dilakukan dengan rudal, artileri, dan udara.

Misalnya, video drone baru yang beredar online dari wilayah Kursk menunjukkan bagian-bagian kendaraan lapis baja Ukraina, termasuk pengangkut personel lapis baja (APC) Stryker Amerika, tampaknya terjatuh karena kekuatan ledakan. Kendaraan tersebut memiliki tiga stiker putih yang digunakan dalam penyerangan.

Militer Rusia menggunakan drone kamikaze FPV untuk melawan serangan ini. Misalnya, video yang dibagikan oleh Apty Alaudinov, komandan pasukan khusus di Akhmat, Republik Chechnya Rusia, menunjukkan konvoi kendaraan Ukraina disergap oleh pilot FPV bersama pasukan.

Rusia juga mampu menggunakan pesawat kamikaze dan drone kecil yang sulit dideteksi dan serangannya dapat ditangkap dengan baik di kamera.

Korban Kamikaze FPV termasuk kendaraan Bushmaster buatan Australia dan tank T-72M1 yang meledak di Kursk.

Jurnal Luar Negeri AS yang dikutip Strana menyatakan keprihatinannya. Mereka pernah meramalkan jika jalur perbekalan Sumy ditutup maka tentara Ukraina akan melemah.

Rusia tidak perlu mengirimkan pasukan dalam jumlah besar, melainkan menggunakan serangan udara, drone, dan sejumlah kecil pasukan khusus di darat. Pasukan khusus ini mengurangi jumlah pasukan khusus dan tentara bayaran Akhmat yang masih belum diakui oleh Rusia.

The New York Times bahkan punya pendapat tentang serangan Kursk. Media Amerika menulis bahwa “Langkah ini tidak akan membawa hasil bagi Kiev.”

NYT juga membandingkan Pertempuran Kursk dengan Pertempuran Bahmut (Artyomovsky), Krynk, dan Zaporizhia, yang sebenarnya memakan banyak prajurit.

“Mempertahankan sebagian wilayah Kursk membutuhkan banyak sumber daya. Perang ini hanya akan merugikan pertahanan Donbass (Ukraina Timur),” kata analisis surat kabar tersebut. Dia membantah dikepung

Namun, Ukrinform melaporkan bahwa Ukraina membantah dikepung oleh Rusia. Seorang jenderal Ukraina mengklaim dia masih memiliki inisiatif di front Kursk. Mayor Jenderal Neeme Väli, anggota partai Isamaa, mengatakan tentara Ukraina terus bergerak maju hingga menemui perlawanan yang kuat.

“Pasukan telah ditarik, namun sayangnya tidak ada tindakan besar yang diambil untuk mengurangi parahnya serangan Rusia di wilayah Donetsk,” kata Mayor Jenderal Väli.

Dia mengatakan Rusia mengerahkan pasukannya di sana tetapi gagal mengorganisir komandan dan pasukan. Väli percaya bahwa pasukan Ukraina di Kursk akan terus maju sampai mereka menghadapi perlawanan terorganisir.

“Orang-orang dapat berspekulasi bahwa kelompok spionase militan di pihak Ukraina ini telah menembus jauh ke dalam wilayah Rusia. Saya yakin Ukraina akan berusaha untuk maju sebanyak yang mereka bisa, tetapi jika mereka menghadapi perlawanan dan perintah, mereka pasti akan berhenti. pindah ke sana dan sebaliknya mereka akan mencari posisi bagus yang membuatnya lebih mudah untuk dipertahankan,” kata Mayor Jenderal Väli.

Pada saat yang sama, kantor berita Rusia TASS melaporkan bahwa, menurut perkiraan Moskow, Ukraina kehilangan 7.400 tentara hanya dalam tiga minggu.

Selain itu, ratusan persenjataan dan perlengkapan militer dihancurkan, termasuk 74 tank, 36 kendaraan militer, 64 APC, dan 486 kendaraan lapis baja.

Kyiv juga kehilangan sejumlah aset berharga, antara lain dua artileri, satu radar, lima rudal antipesawat, 10 stasiun peperangan elektronik, empat stasiun HIMARS dan AS serta satu peluncur roket M270 MLRS.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *