TRIBUNNEWS.COM — Tentara Rusia terus melanjutkan serangannya terhadap sasaran utamanya di wilayah Donetsk, Pokrovsk.
Pasukan Vladimir Putin menargetkan kota kecil di barat Donetsk karena merupakan benteng terkuat Ukraina di Donetsk, Donbass.
Intelijen dari Kementerian Pertahanan Inggris juga mengungkapkan bahwa pangkalan militer Ukraina di Donetsk telah dibobol.
“Mereka terus mendekati Pokrovsk, beberapa wilayah sudah berada di bawah kendali Rusia,” kata intelijen Inggris seperti dikutip, Senin (9/2/2024).
Sementara itu, jaringan publik Deep State mengutip informasi militer Ukraina yang mengatakan bahwa kemajuan tentara Rusia disebabkan oleh perlawanan Batalyon Infanteri Bermotor ke-11 dari Brigade ke-59 Angkatan Bersenjata Ukraina.
Komando Kelompok Taktis Operasional (OTG) “Donetsk” menyalahkan mereka atas hilangnya Karlovka.
Para prajurit dan komandan batalyon infanteri bermotor ke-11 brigade ke-59 terpaksa mengungsi karena tidak dapat mengendalikan pasukan Rusia yang datang disertai hujan tembakan ke arah Pokrovsk.
Jenderal yang dikutip Strana mengatakan, kelompok mereka tidak dapat mempertahankan posisinya karena Rusia datang dari belakang dan mulai mengepung wilayah mereka.
Para prajurit sepakat bahwa pada 13 Juni mereka diberi tugas mempertahankan Karlovka.
Sementara itu, pada 22 Agustus, Rusia melancarkan serangan besar-besaran di wilayah tersebut dan merebut beberapa desa di sekitar Karlovka.
Dari tanggal 26 hingga 28 Agustus, pasukan Vladimir Putin sepenuhnya mengalahkan pertahanan di Kalinovo. Selain itu, penjajah merebut desa Ptychye dan Memrik.
Pasukan Rusia bergerak ke belakang unit Ukraina dari barat Karlovka dan memasuki Galitsynovka.
Mengingat penyelamatan senjata berat Ukraina, mereka mundur dari Karlovka.
Tentara Ukraina mengatakan bahwa di dekat Galicinovka, tentara Rusia mengambil bagian dari parit tersebut. Terowongan itu kosong dan tidak ada yang menjaganya, karena jumlah orangnya tidak mencukupi. Pasukan Rusia menyerang posisi militer Ukraina di wilayah Donetsk (Kementerian Pertahanan Rusia/TASS)
Namun justru karena itu, batalion kendaraan terpisah ke-11 mengalami kerugian besar dan terpaksa mundur.
Oleh karena itu, Komando Satgas Gabungan Donetsk segera mencopot Komandan Batalyon 11 dari jabatannya.
Menurut tentara unit ini, 10 batalyon kendaraan terpisah di dekat desa Nevelskoe kini berada dalam situasi yang sangat sulit, karena Rusia “sudah 10-12 kilometer di belakang mereka”. Rusia merebut Konstantinovka
Hanya dalam satu minggu, Rusia melaporkan 4.842 korban di antara pasukan Ukraina di Donetsk.
TASS melaporkan bahwa pasukan mereka membebaskan Konstantinovka untuk tinggal di Donetsk.
“Berkat tindakan yang kuat, unit-unit Kelompok Pertempuran Selatan membebaskan pemukiman Konstantinovka di Republik Rakyat Donetsk,” Kementerian Pertahanan Rusia mengumumkan.
Di Donetsk minggu ini, Rusia mengatakan pihaknya menghancurkan tank Abrams buatan AS, satu tank Leopard Jerman, empat kendaraan lapis baja, 60 kendaraan dan 57 senjata, termasuk 23 senjata NATO. (Strana/Ukrinform/TASS)