TRIBUNNEWS.com – Tentara Israel mundur dari Khan Younis di Jalur Gaza Selatan pada Sabtu (24 Agustus 2024), meninggalkan jenazah korban perang dan kerusakan parah.
Saksi mata mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa kerusakan terparah terjadi di kawasan “pemukiman Hamad”.
Akibat serangan pejuang Israel, gedung apartemen dan blok menara di Hamad hancur.
Saksi mata mengatakan puluhan rumah hancur menjadi puing-puing di distrik utara Khan Younis.
Hal ini bertepatan dengan penghancuran tanah dan harta benda warga sipil Palestina.
Para saksi juga mencatat bahwa tim pertahanan sipil, personel medis dan Palang Merah Internasional sedang mencari orang hilang di daerah yang diserang oleh pasukan Israel.
Banyak mayat dan potongan-potongan ditemukan di utara Khan Younis dan dibawa ke Rumah Sakit Nasser di kota itu.
Serangan Israel di wilayah utara Khan Younis telah memaksa ribuan warga Palestina meninggalkan rumah mereka.
Selama beberapa hari terakhir, tentara Israel merebut kembali Khan Younis tetapi mundur pada Sabtu lalu.
Mereka pindah ke bagian timur kota.
Sebelumnya, Pertahanan Sipil Gaza melaporkan telah menemukan 49 jenazah warga Palestina yang tewas akibat serangan udara Israel di Jalur Gaza sejak Sabtu dini hari dan selama dua hari terakhir. Pemuda Palestina yang dijadikan tameng manusia tewas
Sedangkan Zahir Tahsin Raddad (19 tahun), asal kota Saida di utara Tulkarem, tewas pada Minggu (25 Agustus 2024) setelah dijadikan tameng manusia oleh tentara Israel.
Raddad terluka parah pada 23 Juli 2024, ketika pasukan Israel mengepung sebuah rumah di lingkungan Azbat al-Jarad, sebelah timur Tulkarm.
Kantor berita resmi Palestina WAFA melaporkan bahwa dia dan tiga pemuda lainnya ditangkap.
Raddad ditembak oleh tentara Israel dan digunakan sebagai tameng manusia setelah ditempatkan di depan kendaraan militer Israel.
Pemuda tersebut kemudian ditahan di Rumah Sakit Meir Israel karena kondisi kesehatannya yang kritis dan tidak stabil.
Namun, pihak berwenang Israel tidak memberikan perawatan yang memadai terhadap Raddad hingga kematiannya.
“Kejahatan ini menambah catatan kejahatan yang belum pernah terjadi sebelumnya yang dilakukan Israel sejak awal perang genosida terhadap rakyat kami di Gaza.”
“Tahanan menghadapi bentuk genosida lain melalui penyiksaan, penghinaan, kelaparan dan isolasi massal,” kata Masyarakat Tahanan Palestina (PPS) dan Komite Hubungan Tahanan dan Mantan Tahanan dalam pernyataan bersama. katanya.
Diketahui, Israel tetap melanjutkan serangan brutalnya di Jalur Gaza meski ada keputusan Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata segera, menyusul serangan yang dilakukan kelompok Palestina Hamas pada 7 Oktober.
Menurut pejabat kesehatan setempat, serangan tersebut menewaskan lebih dari 40.300 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan melukai lebih dari 93.000 orang.
Blokade yang sedang berlangsung di Gaza telah menyebabkan kekurangan makanan, air bersih dan obat-obatan, dan sebagian besar wilayah tersebut telah hancur.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)