Reporter Tribune News, Namira Unia melaporkan
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Sebagian besar saham AS melemah pada perdagangan Wall Street karena investor menunggu data inflasi AS yang akan dirilis pada Rabu malam (12/11/2024).
Menurut orang dalam perdagangan, indeks S&P 500 turun 0,3 persen menjadi 6,034.91; Disusul Nasdaq Composite yang melemah 0,25 persen menjadi 19.687,24, sedangkan Dow Jones melemah 0,35 persen menjadi 44.247,83.
Laporan merah muncul setelah imbal hasil Treasury AS tenor 10 tahun naik dua basis poin menjadi 4,22 persen dan Indeks Bloomberg Dollar Spot naik 0,1 persen menjelang rilis data inflasi (CPI).
Ekonom yang disurvei oleh Dow Jones memperkirakan inflasi inti akan mencapai 0,3 persen secara bulanan (mommy/mth) dan 2,7 persen secara tahunan (y/y) di bulan November.
Jika perkiraan ini benar, Federal Reserve AS kemungkinan akan memangkas suku bunga bulan ini, sehingga semakin mengurangi inflasi.
Menurut alat FedWatch CME, peluang pasar bagi The Fed untuk kembali memangkas suku bunga acuannya kini sebesar 8,61 persen. Jumlah ini meningkat 85 persen dibandingkan hari sebelumnya.
Meskipun pemotongan tersebut masih diperdebatkan, hal ini dianggap sebagai tanda bahwa resesi bukanlah masalah yang serius. Pasalnya, suku bunga dan kekuatan ekonomi menjadi dua faktor utama yang menentukan harga saham. Saham Asia melemah
Tak hanya saham Wall Street, saham Asia juga melemah pada awal perdagangan hari ini jelang rilis data inflasi AS.
Hang Seng Hong Kong turun 0,1 persen menjadi 20,294.54, sedangkan Shanghai Composite naik 0,2 persen menjadi 3,430.25 setelah pertemuan tahunan para pemimpin Tiongkok mengenai kebijakan ekonomi dan target pertumbuhan untuk tahun depan
Indeks Nikkei 225 Jepang turun 0,3 persen menjadi 39.261,03 pada November 2024 setelah inflasi grosir naik 3,7 persen tahun-ke-tahun, Bloomberg melaporkan.
S&P/ASX 200 Australia juga turun 0,4 persen menjadi 8,357.80, mencerminkan sentimen pasar yang hati-hati.
Kospi Korea Selatan naik 0,7 persen menjadi 2,433.57, melanjutkan kenaikan hari kedua, meskipun sejumlah saham turun.