TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Tren gaya hidup sehat menyebabkan permintaan pasar terhadap alat kesehatan meningkat pesat dalam beberapa tahun terakhir. Perfect Health Indonesia, salah satu pemain kuat di pasar kursi pijat kesehatan, merasakan hal tersebut.
“Permintaan pasar terhadap alat kesehatan seperti kursi pijat saat ini kuat, dengan semakin meningkatnya kelas menengah di beberapa kota. Di Indonesia, pasar terkuat saat ini ada di Kalimantan,” kata Pius Tarung, Manajer Pemasaran Perfect Health Indonesia. Serial Yokisa tayang perdana di Pekan Raya, Jumat (14/06/2024).
Ia menjelaskan, rata-rata konsumen Kalimantan tidak sensitif terhadap harga. Berapapun harga seri kursi pijat yang dijual di wilayah ini, pasar dengan mudah menyerapnya.
Untuk menjangkau segmen pengguna yang lebih luas, perseroan kini meluncurkan seri Yokisa dengan harga mulai dari puluhan juta rupee per unit. “Kisaran harga kami luas, sehingga mereka yang mencari kursi pijat masih punya alternatif pilihan,” jelasnya.
Ia mengatakan perusahaannya telah beroperasi di pasar Kalimantan sejak tahun 2000 dan terdapat permintaan yang kuat dari hampir seluruh ibu kota besar di Kalimantan.
Misalnya Banjarmasin dan Banjabaru di Kalimantan Selatan, Balikpapan, Samarinda dan Bontang di Kalimantan Timur, Palangkaraja hingga Pontianak. Perusahaan telah memiliki jaringan pemasaran di kota-kota tersebut.
“Kami memiliki dua jaringan pemasaran di Pontianak,” ujarnya.
Pius Tarung menjelaskan, seluruh kursi pijat yang dijual perusahaannya diproduksi di China dan kemudian diimpor ke Indonesia.
“Semua produk ready stock, kecuali model yang baru kami hadirkan di PRJ. Ini akan dipasarkan pada bulan Juli sehingga kami bisa menjualnya.”
“Untuk semua jenis kursi pijat tersebut harus mendapat izin edar dari Kementerian Kesehatan dan Kementerian Komunikasi dan Informatika. Perlu izin dari Kementerian Komunikasi dan Informatika karena kursi pijat ini dilengkapi fungsi Bluetooth,” jelasnya.
Setiap jenis atau model yang diimpor dan dipasarkan akan diperiksa oleh Kementerian Kesehatan untuk memastikan memenuhi standar kesehatan. Tes ini dilakukan di laboratorium.
“Kalau lolos dan memenuhi syarat, baru kita bisa mendapat izin edar dari Menteri Kesehatan. Keseluruhan proses sertifikasi berlangsung selama 3 bulan, setelah itu produk dapat diperkenalkan ke pasar,” jelasnya.
Direktur Perfect Health Indonesia Adi Prasetyo menambahkan, permintaan kursi pijat kesehatan di Indonesia berkembang pesat di kalangan masyarakat kelas menengah yang berpenghasilan Rp 10 juta per bulan.
Oleh karena itu, perusahaan mencoba memanfaatkan peluang ini dengan menghadirkan lini baru dengan merek Yokisa. Kursi pijat bukan lagi barang mewah, kata Adi Prasetjo.
“Masyarakat yang rata-rata di bawah mulai melirik, misalnya di Sulawesi permintaan pasar semakin meningkat, karena didukung juga oleh peningkatan pendapatan penduduk setempat akibat berkembangnya ekstraksi mineral seperti bahan baku baterai listrik, ” dia berkata.
Ia menambahkan, perusahaannya merupakan satu-satunya pemain yang sudah menjangkau pasar seperti Indonesia bagian timur, yakni Sulawesi, Maluku, dan Papua.
“Di Indonesia, kami adalah pemain lama di bisnis ini selama kurang lebih 20 tahun. Banyak sekali pesaing dalam bisnis ini yang beroperasi dengan bermain dengan harga murah. Namun biasanya mereka hanya berani berdagang di Pulau Jawa. Mereka tidak berani menggarap pasar seperti Kalimantan, Sulawesi, dan Papua karena terbatasnya jaringan pemasaran,” lanjut Adi Prasetyo.
Di Jakarta Fair 2024, pihaknya menargetkan penjualan senilai Rp6 miliar, lebih banyak dibandingkan penjualan di Jakarta Fair tahun lalu yang mencapai Rp5,5 miliar.
Seri Yokisa yang diluncurkan dibanderol dengan harga Rp 42 juta dengan diskon hingga Rp 15 juta dan dilengkapi dengan pendeteksi lekuk tubuh otomatis, pijat titik nyeri yang akurat, memberikan pijatan yang lebih presisi.