Laporan reporter Tribunnews.com Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Badan BPJS Ketenagakerjaan mencatat adanya peningkatan kepesertaan pekerja migran Indonesia (PMI) pada Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (Jamsostek).
General Manager BPJS Ketenagakerjaan Anggoro Eko Cahyo mengatakan total peserta PMI program Jamsostek akan mencapai 592.392 peserta pada Juni 2024.
Menurut Anggor, penambahan ini sangat penting. “Kami melihat terjadi peningkatan keanggotaan PMI sebesar 151 persen pada tahun 2024,” kata Anggoro di DPR, Jakarta, Selasa (7/02/2024).
Anggoro menjelaskan secara rinci, pada tahun 2021 pesertanya mencapai 235 ribu orang, setelah tiga tahun peningkatannya mencapai dua kali lipat. Pertumbuhan pun mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2022 yang tercatat tumbuh sebesar 41,38 persen dibandingkan tahun 2021. Pada tahun 2023 terjadi peningkatan peserta PMI sebesar 41,95 persen.
“Peserta PMI terbanyak adalah Taiwan 36,55 persen, Malaysia 29,73 persen, Hong Kong 11,5 persen, Korea Selatan 4,6 persen, dan Jepang 4,24 persen,” kata Anggoro.
Anggoro mengatakan pihaknya bekerja sama dengan Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker), Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), serta organisasi atau organisasi di luar negeri, agar kepesertaan Jamsostek terus berkembang.
Sementara itu, Anggoro mengatakan BPJS Ketenagakerjaan juga akan bekerja sama dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Kerja sama ini dimaksudkan untuk mengikuti program jaminan sosial bagi anak buah kapal (ABK).
Sebab Anggoro tahu sebagian besar kru mempunyai pekerjaan yang beresiko tinggi. Namun program tersebut kini menjadi perdebatan, seperti penggunaan PMI atau program tunjangan karyawan.