Para Pemuda Calon Pemimpin Mesti Diajarkan Optimisme demi Terwujudnya Visi Indonesia Emas 2045

Laporan Pers Tribunnews.com Hasiolan EP

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Indonesia membutuhkan generasi muda yang berminat membangun negara.

Untuk itu, di tengah pesimisme yang besar terhadap masa depan generasi muda negeri ini, penting untuk memberikan harapan positif kepada generasi muda untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 20245.

Ari Ginanjar, Pendiri Universitas Ari Ginanjar (UAG) yang juga Pendiri ESQ Group, Ari Ginanjar Agustian Ari Ginanjar, mengatakan hal tersebut pada acara wisuda ESQ Business School ke-8 tahun ajaran 2024/2025 dan seremoni untuk menyambut siswa baru. Sabtu (7/9/2024) lalu.

Acara yang digelar di Granada Hall, Menara 165, Jakarta ini mengangkat tema “Terbentuknya Pekerja Cerdas Menuju Generasi Emas Indonesia”.

Menurutnya, pihaknya terus fokus untuk terus menumbuhkan generasi emas yang berbudaya untuk melengkapi kepemimpinan guna mencapai Indonesia Emas 2045, peringkat 5 besar dunia, dan Indonesia Atap 2085.

“Saya puji dan syukur atas nikmat Allah subhanahu wa ta’ala yang hingga hari ini tak terasa kita telah membuka siswa kelas 8 yang berkarakter. Alhamdulillah, hari ini kami juga menerima siswa kelas 12 UAG.” Dia adalah Ginanjar.

Ia sadar betul bahwa negara ini membutuhkan generasi muda yang berminat membangun negara.

“Beri aku 1.000 orang tua, niscaya aku akan melenyapkan Semeru. Beri aku 10 orang pemuda, maka aku akan goncang dunia,” ujarnya mengutip ucapan Soekarno yang mengklaim Republik Indonesia.

“Ini anak-anak muda, jadi hidup mereka di tahun 2045, Insya Allah. Mereka masih sangat muda dan bisa memimpin di tahun 2045. Tapi hari ini saya juga sampaikan bahwa kita belum sampai di sana, kita coba umumkan lagi di tahun 2085. Indonesia – atap dunia”.

Doakan, santai saja, meski banyak yang pesimis mengatakan Indonesia khawatir, saya memilih percaya bahwa di tahun 2045, Indonesia Emas akan menjadi kenyataan, Insya Allah dan kita tetap perlu mendidik anak-anak ini untuk optimis. kata Raman.

Diketahui, selain Ari Ginanjar, lulusan sekolah bisnis ESQ adalah Prof. Dr. Yuddi Krisnandi, Anggota Dewan Pakar ESQ FKA, Marsekal TNI (Purn) Abdul Muis, dan Wakil Ketua Dewan Kehormatan ESQ FKA Ir. Saya perkenalkan Dana Tangkas, salah satu penasihat ahli FKA ESQ Business School.

Acara tersebut juga dihadiri oleh Rektor Universitas UAG, Dyah Utami Aryanti, Rektor Universitas UAG, Sujoko Winanto, dan Sekretaris MUI Amirsyah Tambunan serta masih banyak lulusan ESQ lainnya yang hadir secara langsung.

Ari mengatakan, 30 persen mahasiswa yang mempelajari ilmu-ilmu umum di Universitas UAG, seperti teknik komputer, sistem informasi, manajemen, dan lain-lain, hafal Al-Qur’an.

“Tujuan saya hafal 50% Al-Qur’an, tapi mereka bisa bekerja di Google, mereka bisa bekerja di perusahaan internasional, mereka bisa berbicara dengan dunia modern, tapi mereka tetap mencintai Allah dan mencintai Nabi Muhammad lebih dari cinta apapun. ,” jelas Ari. Ari Ginanjar berfoto bersama usai memberikan pidato inspiratif menyambut wisudawan dan mahasiswa baru Business School ESQ ke-8 tahun ajaran 2024/2025 Universitas Ari Ginanjar (UAG) di Auditorium Agustian Granada, Menara 165, Jakarta, pada Sabtu. 7/9/2024) (unik)

Menurutnya, hal ini menjadi tanda pihaknya ingin mempertemukan orang-orang yang berhati hati seperti Amirsyah Tambunan, salah satu pendiri sekolah bisnis ESQ, Surna Tjahja Djajadiningrat atau biasa dikenal Guru Besar ITB Naya, orang-orang spiritual dan orang bijak.

“Oleh karena itu, kita ingin memadukan kearifan tingkat tinggi dengan kearifan spiritual, namun kearifan batin yang bersahabat dan lemah lembut. Maka inilah keinginan Indonesia Emas 2045 bagi para lulusan generasi emas yang gagasannya saya tuliskan dalam buku ESQ 25 selama bertahun-tahun”. .

“Selama 25 tahun saya mencoba mengajarkan ilmu ini, salah satu staf di sini banyak yang lulusan ESQ. Jadi dalam seperempat abad alhamdulillah lulusan ESQ ada 2 juta, tapi setelah dicek, 30 Ari meninggal.

Untuk itu, semangatnya terus mencari calon mahasiswa dari berbagai daerah dengan bantuan donatur beasiswa untuk mendukung mahasiswa kurang mampu untuk kuliah di Universitas UAG.

“Angka kemiskinan tinggi sekali, angka kelulusan sangat rendah, bahkan ada yang tidak melanjutkan kuliah, padahal ada anak pintar, anak berbakat. Kita akan bawa anak-anak itu dan bekerja sama untuk mendukung yayasan tersebut, katanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *