TRIBUNNEWS.COM – Pemain bola voli putri Indonesia Megawati Hangestri memiliki dua panutan dalam karirnya. Salah satunya adalah ratu voli Korea Selatan.
Semua orang tahu bahwa Megawati Hangestri menganggap Kim Yeon-koung (Korea Selatan) dan Tijana Boskovic (Serbia) sebagai idolanya.
Tijana Boskovic berada di posisi yang sama dengan Mega, yakni sebaliknya. Namun kasus Kim Yeon-koung (KYK) yang dijuluki Ratu Bola Voli Korea, berbeda.
KYK, pemain bola voli berusia 36 tahun yang melakukan pukulan luar. Namun KYK merupakan anomali di sektor voli putri. Tijana Boskovic (nomor punggung 18) pada Rabu (1/8/2024) di musim 2024 AS v Serbia di kompetisi bola voli wanita Olimpiade Paris. Tijana Boskovic merupakan idola pemain bola voli Indonesia Megawati Hangestri. (Halaman Resmi VolleyballWorld)
Pemukul, selain menyerang, harus membantu pertahanan. Oleh karena itu, OH tidak hanya harus tajam dalam menyerang, tapi juga pandai menerima dan mengoper.
Hal ini berbeda dengan lawan yang mempunyai hak istimewa untuk “menahan” operan dalam permainan. Perannya sebagai point guard membuat pemain netball seperti Megawati dan Tijana Boskovic terlindungi dari tugas awal.
Tapi KYK adalah cerita yang berbeda. Dia adalah seorang OH dalam arti sebaliknya dan prestasinya di level klub, tim nasional, dan individu telah membuktikan hal itu.
Idola Megawati Hangestri ini mempunyai pertahanan yang kuat dan mampu mengcover area yang cukup luas karena tingginya.
Namun kekuatan utama KYK adalah duri dan semangatnya yang berapi-api. Bahkan di usianya yang sekarang, KYK masih menjadi pemain bola voli yang “paling menakutkan” di Liga Bola Voli Korea.
Meski pensiun dari timnas, KYK masih menjadi legenda di dunia bola voli.
KYK hanya mengunjungi tiga negara dalam karirnya di level klub – Cina, Jepang dan Turki.
Dua negara terakhir ini jelas punya citra cemerlang di dunia netball. Jepang adalah kiblatnya jaringan di Asia bahkan dunia saat ini.
Sedangkan Turki memiliki liga bola voli terbaik dunia bersama Italia. Bahkan klub yang diperkuat Kim Yeon-koung pun tidak sedikit, melainkan berkaliber Fenerbahce dan Eczacibasi.
Dan hebatnya rekor KYK tersebut masih bertahan hingga turnamen bola voli putri tahun 2024 mendatang. Akan sampai ke pertandingan terakhir di Olimpiade Paris.
KYK masih menjadi pemegang rekor bola voli Olimpiade putri untuk poin terbanyak dalam satu kalender, menurut laman TheSpike.
Pada Olimpiade London 2012, Kim Yeon-koung mencetak 207 poin di kategori Wanita, sebuah rekor yang belum terlampaui.
Bahkan, pada tahun 2012 Di Olimpiade, KYK yang membantu Korea Selatan finis di peringkat keempat menjadi anomali dengan meraih penghargaan MVP. Untuk pertama kalinya dalam sejarah bola voli putri Olimpiade, penghargaan pemain terbaik diberikan kepada tim yang tidak memenangkan medali.
Pada tahun 2024 di Olimpiade, rekor KYK akan tetap utuh karena master Turki Melissa Vargas (159) berada di posisi pertama dalam hal poin. Meski Türkiye mengakhiri pertandingan dengan kekalahan 3-1 dari Brasil dalam perebutan medali perunggu.
Dalam perebutan medali emas, AS vs Italia. Dari kedua tim, Paola Egonu hampir mengumpulkan 88 poin, artinya mustahil memecahkan rekor KYK dengan hanya satu pertandingan tersisa.
Sebagai salah satu pemain bola voli wanita paling berpengaruh di dunia, kualitasnya diakui. Salah satunya dari mantan pemain voli putri Jepang Miyu Nagaoka.
Menurutnya, Kim Yeon-koung adalah pemain bola voli ajaib yang hanya muncul sekali dalam 300 tahun.
“Ini (KYK) pemain yang muncul sekali dalam 300 tahun, menurutku 1 abad adalah kelahiran yang terlalu singkat baginya,” puji Miyu Nagaoka.
Oleh karena itu, wajar jika banyak pemain voli putri yang mengidolakan Kim Yeon-koung, termasuk andalan Merah Putih Megawati Hangestri Pertiwi.
(Tribunnews.com/Giri)