Panglima TNI Tegaskan Rencana Pengiriman Pasukan Ke Gaza untuk Operasi Kemanusiaan, Bukan Perdamaian

Reporter Tribunnews.com Gita Irawan melaporkan.

TRIBUNNEWS.COM mengatakan rencana pengiriman pasukan ke Palestina di Jalur Gaza yang baru-baru ini dilakukan bukanlah operasi penjaga perdamaian atau Peacekeeping. JAKARTA – Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto menegaskan.

Meski demikian, ia menegaskan rencana pengiriman warga Palestina ke Gaza merupakan operasi kemanusiaan.

Hal itu diungkapkannya saat pertemuan dan tukar pikiran mengenai perang TNI untuk mewujudkan perdamaian dunia di gedung MUI Jakarta, Jumat (14/6/2024).

“Itulah sebabnya kami tidak berdamai. Bukan operasi perdamaian. (Tapi) kemanusiaan, Ini adalah operasi kemanusiaan. Jadi ini operasi kemanusiaan,” ujarnya.

Dalam pemaparan yang disampaikan Agus, Dalam proyek kemanusiaan ini, ia melengkapi dua kapal rumah sakit TNI Angkatan Laut, KRI Dr Radjiman Wedyodiningrat – 992 dan KRI Dr Wahidin Sudirohusodo – 991.

Dua kapal rumah sakit nantinya akan mengangkut 163 personel.

Ballroom di dua gedung RS KRI; Ruang VVIP Ada lima ruang VIP dan lima ruang VIP ganda. 

Kapal rumah sakit tersebut mampu mengangkut 271 non awak dan 160 pasien.

Di dek utama terdapat IGD dengan 6 tempat tidur dan tenda rumah sakit dengan 40 tempat tidur.

Rumah Sakit Nasional dengan 45 tempat tidur di dua dek; 45 tempat tidur wanita Kamar pribadi untuk pria dengan dua tempat tidur pria. Ini termasuk kamar terpisah untuk wanita dengan dua tempat tidur.

Unit darurat 6 tempat tidur di dek 3; ruang operasi dengan empat tempat tidur; Ruang operasi dengan tiga tempat tidur. Terdapat unit perawatan intensif dengan empat tempat tidur dan bangsal rumah sakit dengan tiga tempat tidur.

Selain itu, kedua kapal rumah sakit tersebut akan dilengkapi dengan dua helikopter untuk penyelamatan aeromedis.

Kedua helikopter tersebut adalah helikopter Panther TNI Angkatan Laut dan helikopter Dauphin TNI AU.

Selain itu, satu unit pesawat Boeing 737 400 TNI AU dari TNI; Satu pesawat Hercules Type H TNI AU dan satu pesawat Super Hercules Type J TNI AU juga disiagakan.

Nantinya, pesawat ini akan mengangkut pasien tersebut ke Indonesia. Jadi kami akan mengirimkan layanan logistik dan tentara ke sana, dan kami akan mengirim pasien di Gaza ke Indonesia. 1000 pasien akan disiapkan. Yang akan disiapkan adalah RSPAD dan RS Soedirman Jakarta Selatan. “Pertahanannya buruk,” kata Argus.

TNI juga menyiagakan rumah sakit lapangan Batalyon Kesehatan 1 Kostrad yang mampu merawat 100 pasien.

Selain itu, TNI berencana mendatangkan hampir 30 kendaraan pendukung dalam misi kemanusiaan ini.

“Peralatan mainan, alat kebersihan, ambulans, komob (komunikasi keliling). Ini kendaraan yang kita perlukan selama di Gaza,” ujarnya. Kapal Rumah Sakit KRI dr. Suharso-990 (rumah sakit)

Dia menegaskan, TNI akan mengikuti sistem pelaporan PBB dalam program kemanusiaan.

Agus mengatakan pengerahan tersebut akan dilakukan setelah tercapai kesepakatan damai antara Israel dan Palestina.

Ini merupakan mandat atau resolusi Dewan Keamanan PBB; persetujuan prinsip dari negara yang bersangkutan; persetujuan tertulis atas keputusan politik pemerintah Indonesia; Itu akan dilakukan dengan anggaran untuk dukungan operasional dan dukungan organisasi, ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *