Pangdam Bukit Barisan Sesali Ulah Anggota TNI Serang Warga Sipil hingga Tewas, Sampaikan Minta Maaf

TRIBUNNEWS. Kilap Sumagan Jumat (8/11/2024) Kabupaten Serdang, Delhi.

Hal itu diungkapkannya pada Minggu (10/11/2024) saat mengunjungi makam korban Raden Deli Serdang di Desa Jambur Selamat, Kecamatan Sibiru-biru.

Peristiwa tersebut tidak hanya menimbulkan korban jiwa, namun juga puluhan orang luka-luka.

“Atas nama keluarga besar Kodam I Bukit Barisa, kami mohon maaf sebesar-besarnya atas kejadian kemarin,” kata Hassan di hadapan keluarga korban, dilansir Tribun-Medan.com.

Hassan menyatakan penyesalan mendalam atas tindakan pelaku penyerangan yang berujung pada korban jiwa dan luka-luka.

“Saya atas nama Kodam Bukit Barisan mohon maaf, walaupun saya bisa menggantikan posisi almarhum, saya setuju dan jujur,” ujarnya.

Sedangkan untuk korban yang masih dirawat di RS Putri Hijau, Hasan menyatakan akan bertanggung jawab terhadap para korban.

“Sekali lagi, kami meminta maaf dan kami akan mengurus anak-anak kami sebaik mungkin.”

Hassan juga mengatakan dia diserang oleh seorang rekannya.

Ia pun meyakinkan bahwa hal seperti ini tidak akan terjadi lagi di masa mendatang.

“Kami telah menyelesaikan masalah ini dan kami segera mengambil tindakan kemarin. Kami memastikan hal ini tidak terjadi lagi.”

Sebelumnya diberitakan, puluhan prajurit TNI Angkatan Darat 2/105 KS menyerang warga Kampung Selamat pada Jumat malam. 

Serangan tersebut melukai puluhan warga dan menewaskan satu orang, Raden Barus. 

Bahrun, Kepala Desa Selamat, mengaku meninggalkan rumah Raden malam itu saat melihat kerusuhan.

Melansir Kompas.com, Bahrun diwawancarai di sana pada Minggu (11/10/2024).

“Korban meninggal dalam perjalanan dan hendak dibawa ke rumah sakit,” ujarnya. 

Sebelumnya, ada 33 anggota TNI yang datang tanpa seragam dan menggunakan sepeda motor. 

Belakangan, mereka memukuli warga dengan senjata tajam dan benda kasar. Banyak warga yang terluka dan Raden Barus (61) tewas.

“Masyarakat yang datang dalam keadaan buta. Mereka memukul semua orang di jalan. Itu milik tentara. Mereka masuk ke beberapa rumah,” kata Bahrun.

Bahrun menjelaskan, malam sebelum penyerangan, pemuda desa tersebut sempat bentrok dengan tentara TNI Angkatan Darat 2/105. 

Namun, dia belum mengetahui permasalahan apa yang menyebabkan konflik tersebut.

“Tapi di sini ada cerita seorang pemuda adu mulut dengan tentara yang lewat. Lalu malam itu ada penyerangan,” kata Bahrun.

Berdasarkan informasi yang diterima, total ada 13 orang yang mengalami luka-luka.

“Salah satunya mengalami patah lengan, namanya Dedi Susanto. Dia diserang saat keluar rumah karena kejadian Raden,” kata Bahrun.

Bahrun pun kecewa dengan kejadian tersebut. 

Raden yang dikenal sebagai pekerja masyarakat meninggal dunia dengan luka memar di sekujur tubuhnya.

“Masyarakat seharusnya merasa aman jika ada pangkalan militer di kotanya. Namun, warga takut dengan kehadiran mereka,” ujarnya.

Dikutip dari Tribun-Medan.com: 33 Prajurit TNI 2/105 Serang, 1 Tewas, Puluhan Luka-luka, Pangdam I/BB Minta Maaf

(Tribunnews.com/Rifqah/Erik S) (Tribun-Medan.com/Alfiansyah) (Kompas.com)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *