PAN Bantah Wacana Penambahan Jumlah Kementerian untuk Bagi-bagi Kekuasaan

Laporan jurnalis Tribunnews.com Khaerul Umami

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Partai Penegakan Nasional (PAN) merespons isu penambahan nomenklatur kementerian menjadi 40 di pemerintahan baru Prabowo-Gibran.

Wakil Ketua PAN Viva Yoga Mauladi membantah membicarakan penambahan kementerian pembagian kekuasaan dengan pendukung Prabowo-Gibran.

“Bagi kami kalau jumlah kementerian bertambah, itu bukan pembagian kekuasaan sebenarnya,” kata Viva saat dihubungi Tribunnews.com, Selasa (7/5/2024).

Menurut Viva, wacana penambahan nomenklatur menteri lebih kepada efisiensi penyelenggaraan pemerintahan.

Menurut dia, hal ini tentunya agar pemerintah bekerja secara spesifik dan fokus untuk mencapai tujuan.

“Indonesia adalah negara besar, sehingga kemampuan manajemen pemerintahannya harus benar-benar menjadi kekuatan bagi pembangunan negara,” ujarnya.

Meski demikian, Viva mengatakan penyusunan komposisi kementerian merupakan hak prerogratif Prabowo sebagai presiden terpilih. PAN, lanjut Viva, mengikuti instruksi Prabowo.

Presiden terpilih Pak Prabowo tentu akan memikirkan serius nakhoda dan kapal yang akan berlayar hingga tahun 2029, tutupnya.

Sebelumnya, Juru Bicara Prabowo Subianto, Danil Anzar Simanjuntak, mengutarakan keinginan Prabowo untuk duduk dan berdiskusi dengan para pendahulunya.

Prabowo menginginkan semacam President’s Club yang beranggotakan dirinya, Presiden Joko Widodo, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), dan Megawati Soekarnoputri.

Pak Prabowo sudah berulang kali mengatakan ingin sekali duduk bersama, berdiskusi panjang dengan mantan presiden ke depan agar ada klub presiden, kata Daniil seperti dikutip program Kompas Ptang Kompas TV, Senin (29/29). . 4/2024).

Menurut Danil, Prabowo ingin berbagi pengalaman presiden-presiden sebelumnya dalam menjalankan roda pemerintahan.

Selain itu, Prabowo juga menginginkan adanya jajak pendapat dalam persiapan kabinet pemerintahan.

Prabowo, kata Danil, berkomitmen untuk meneruskan pemerintahan, tidak hanya pemerintahan Jokowi, tapi SBY dan MW.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *