Pamit Main Pada Jumat, Davi Ditemukan Tak Bernyawa di Kali Bekasi di Hari Minggu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Yanti kaget dengan informasi yang disampaikan tetangganya.

Kabar yang diterimanya, cucunya, Ahad Dafi, menjadi salah satu jenazah yang ditemukan di Sungai Bekasi pada Minggu (22/9/2024).

Dia dan tujuh rekannya ditemukan tewas di Kali Bekasi, belakang Masjid Al-Ikhlas, Komplek Perumahan Pondok Gede Permai RT. 004/RW.008 Kelurahan Jatrasa, Kecamatan Jatiyasi, Kota Bekasi, Minggu (22/9/2024). 

Tanpa banyak bicara, warga Bantar Gepang ini bersama keluarga Davi lainnya langsung dilarikan ke Rumah Sakit Polri (RS Polri) Karamat Jati, Jakarta Timur, pada Minggu sore (22/9/2024).

Kepada wartawan, perempuan ini mengaku cucunya merupakan salah satu dari tujuh jenazah yang ditemukan mengambang di Sungai Bekasi, Bagtiaseh, Jawa Barat.

Yanti mengetahuinya setelah mendapat kabar dari tetangganya yang menyaksikan penemuan mayat tersebut.

Tadi pagi ada kabar penemuan jenazah anak-anak. Kabarnya dari mulut ke mulut karena kami sedang mencarinya, kata Yanti.

Yanti menjelaskan, berdasarkan informasi dari keluarganya, Duffy pamit kepada keluarganya dan meninggalkan rumah pada Jumat (20/9/2024).

“Sabtu malam dia diperbolehkan bermain bersama teman-temannya. Kami tidak tahu mereka pergi ke mana,” kata Yanti.

Ia juga menjelaskan, saat itu Davey berangkat bersama temannya dengan menggunakan sepeda motor.

Sejak saat itu, Duffy tak kunjung pulang hingga akhirnya ditemukan mengambang di Sungai Bekasi.

Bahkan, menurut Yanti, jika cucunya bermain, ia selalu pulang ke rumah. Dia jarang bermain jadi dia tinggal di rumah temannya.

Ia menyimpulkan: “Main, main, pulang. (Tapi) sampai Sabtu pagi kami tidak ada di sana, kami melihat-lihat, dan seharian tidak ada kabar.” Yanti, bibi Ahmet Davi, salah satu korban yang ditemukan tewas mengambang di Kali Bekasi, Gatiyasih, Kota Bekasi, Jawa Barat saat dirawat di RS Polri Karamat Jati, Jakarta Timur, Minggu (22/9/2024) ( Tribunnews.com/Fahmi Ramadhan )

Cari pencari kucing

Sebelumnya diberitakan, tujuh jenazah ditemukan oleh dua orang saksi yang sedang berjalan di dekat Masjid Al-Ikhlas untuk menemui perempuan komunitas Kucing.

Sang ibu memberikan informasi, saat mencari kucing anggora yang hilang di sekitar sungai, ia melihat ada mayat di sungai, kemudian Saksi No. 2 memeriksa sungai dan ternyata memang ada mayat di sungai bekasi.

Saksi 2 kemudian menceritakan informasi tersebut kepada Saksi 1 yang langsung melaporkannya ke Polsek Jatiyasih, Kuramale, dan BNPB.

Anggota Polsek Gataseh yang dipimpin Kapolsek Gataseh mendatangi TKP dan ternyata menemukan tujuh jenazah di Kali Bekasi dan selanjutnya dievakuasi.

Identitas tujuh remaja yang jasadnya ditemukan tewas di Sungai Jatiyasi, Bekasi, Jawa Barat, kini terungkap.

Saksi bahkan mengungkap dugaan penyebab kematian tujuh remaja tersebut di sungai. Hindari polisi

Beberapa data tersebut berasal dari kesaksian warga sekitar bernama Bagus.

Pertama, Bagus mengaku melihat sejumlah remaja menceburkan diri ke sungai, pada Sabtu (21/9/2024), pukul 04.30 WIB.

Menurutnya, para remajalah yang menjadi pelaku perkelahian tersebut.

Bagus mengatakan, pemuda tersebut menceburkan diri ke Sungai Bekasi agar terhindar dari kejaran tim polisi yang teliti.

“Ya, kami mendapat informasi dari tim teliti bahwa dia ingin melawan, sehingga ingin dikeluarkan. Tim teliti mengetahui hal itu dan melarikan diri,” kata Bagos, dikutip Tribunnews Bogor.com, Minggu (22/9/2021). 2024). ).

Ada pula yang dibuang ke Sungai Bekasi, kata Bagus. 

“Tim presisi ini mau ketemu pemuda itu, kemungkinan besar dia panik dan terjun ke sungai,” jelasnya.

Bagus mengatakan, pelaku perkelahian melemparkannya ke sungai dekat PT Dua Putra Perkasa.

Sementara kelompok remaja yang menceburkan diri ke Sungai Bekasi, Jawa Barat, diduga berasal dari Bantar Gebang.

Hal itu terungkap saat Bagus dan kawan-kawan berhasil mengamankan dua remaja yang tidak bisa berenang.

Remaja tersebut kemudian diserahkan ke polisi. 

“Yang saya dan teman-teman dapat dua sama mereka (tim akurasi) dari 4 menjadi 6,” ujarnya.

Dia melanjutkan: “Yang jelas saya yakin anak ini tidak bisa berenang.”

Saat ditanya, Bagos mengatakan, kedua anak yang ditangkapnya mengaku tinggal di Sekiol, Bantar Gebang.

“Orang yang saya selamatkan katanya anak dari Sikyul. Kalau dihubungi, dia hanya lulusan SMA,” ujarnya. (Mimbar Jawa Barat/Mimbar Bogor).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *